Mohon tunggu...
Aris Kurniyawan
Aris Kurniyawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang pemerhati kehidupan spiritual dan kemanusiaan.Sedang belajar mencintai film dan fotografi. "Contemplationem Aliis Tradere"

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sabar

20 Januari 2014   11:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:39 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika anda pernah merasakan antri mendapatkan tiket kereta api sejatinya saat itu anda sedang belajar untuk sabar. Bahkan ketika anda sudah mengantri lama dan akhirnya sudah sampai giliran anda di depan petugas sang petugas mengatakan tiket sudah habis dan anda membalasnya dengan senyuman, anda sudah belajar untuk menjadi seorang penyabar. Sabar bagi kebanyakan orang bukanlah sikap yang mudah karena kesabaran itu memerlukan kesadaran. Memilih sabar sesungguhnya adalah praktek untuk melatih kesadaran di dalam hidup anda dan menentukan pilihan yang membentang dihadapan anda. Secara teori mungkin anda merasa bahwa sabar adalah aktivitas yang membuang waktu dan membuat pikiran dan hati anda menjadi tersiksa sehingga memilih sabar adalah jalan yang konyol. Bagi kebanyakan orang yang berpikir demikian bersiap-siaplah untuk menjadi pecundang! Perlu anda sadari bahwa buah dari kesabaran tidak bisa dinikmati secara instan. Anda akan menikmatinya nanti setelah anda berhasil untuk merawat setiap emosi atau situasi kacau yang anda alami. Ketika anda mampu merawat kemarahan menjadi kesabaran atau merawat ambisi menjadi kesabaran anda akan menemukan buahnya. Kesabaran melatih anda semua untuk menyimpan energi positif yang kelak anda butuhkan untuk menghadapai situasi sulit di masa depan.
Anda memang tidak bisa akan dengan mudah untuk menghadapi situasi marah dan merawatnya menjadi sabar. Perlu latihan terus menerus dan jangan pernah melupakan satu penawar yang harus anda pakai dalam merawat kemarahan menjadi kesabaran yaitu kesadaran. Hanya dengan kesadaranlah anda mengetahui disposisi batin dan apa yang sedang membentang dihadapan anda. Kesadaran inilah yang menjadi motor pengerak, pupuk, obat dan juga rem yang mengendalikan laju kemarahan anda. Mengapa demikian? Karena yang sering terjadi kemarahan itu berada diluar kesadaran anda akibatnya anda tidak punya daya kontrol untuk mengatasi kemarahan ini.
Sebagai benang merah yang bisa anda renungkan dan bagikan kepada sahabat atau orang terdekat anda adalah sejatinya kesabaran itu adalah investasi jangka panjang untuk keberlangsungan hidup anda menjadi lebih baik. Kesabaran menawarkan jaminan bahwa hidup yang sekarang anda bangun akan menjadi lebih kokoh dan tentunya anda menjadi semakin kuat dalam menghadapi setiap kesulitan ketika anda ingin mengapai kebahagiaan. PIRANTI YANG HARUS SELALU ANDA BAWA ADALAH KESADARAN! (24/11/13)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun