Kesedihan yang aku rasakan adalah hal lumrah bagi kehidupan manusia, jatuh dan bangkit begitu seterusnya. Memang, air mata akan selalu menjadi pengingat yang positif dan menunjukan bahwa aku dan kamu adalah manusia yang penuh rasa lemah dan senantiasa membutuhkan Allah SWT dalam setiap saatnya
Selagi kita bisa menjaga kesadaran bahwa tempat meminta bantuan yang sejati hanyalah illahi rabbi, maka inilah harta yang sangat berharga bagi manusia. Karena telah memilih melabuhkan hidupnya hanya untuk pemilik segala-nya yakni Allah SWT. Dan bersedia pasrahkan sisa nafasnya untuk mengabdi pada titah illahi agar rihdo dimiliki.
Dan hal lain yang tak boleh dilupakan adalah menjaga ingatan ini dengan sikap mendepankan intropeksi diri. Sadari selalu bahwa terlalu banyak kesalahan yang telah dilakukan. Dan tahukan kau bahwa saat kita melakukan kesalahan maka yang sedang kita sakiti itu adalah diri kita sendiri.
Betapapun kita merasa kita tak terdampak justru disitulah dampak yang paling bersar dan intens adalah diri kita sendiri. Tidakah kita malu, bahwa kesempatan hidup dimuka bumi ini sebagai anugrah terindah dari illahi rabbi sang khalik sang muddabir Allah ta'alla, kita sia-siakan bahkan kita sakiti setiap saatnya dengan menyelisihi perintah dan larangan-Nya.
Maka apa yang akan kita sanggahkan kelak dihadapanNya, jika fakta memang menunjukan demikian. Jika sisa waktu yang banyak jumlahnya lebih mendominasi dosa dibanding pahala atas amal sholih yang masih sedikit dan menempati di sudut-sudut usia, sungguh, Bertobatlah selalu duhai diri..! mumpung nyawa masih bersarang dalam badan..!! kembalilah pada illahi Rabbi dengan pertobatan yang panjang dan istiqomahlah dalam kebenaran dan taatlah pada Allah SWT disetiap detiknya.
Menggantungkan segala pilihan pada mau-Nya Allah SWT adalah sebaik-baik pilihan, jika kehidupan normal yang sedang ramai dibicarakan dunia, maka yang aku mau adalah aku ingin hidup normal sebagai hamba illahi Rabbi, detik ini juga aku ingin mengabdi pada pemilik segala dengan senantiasa berhukum pada ayat-ayat konstitusi yang merujuk pada Allah SWT yang di unduh dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Dan sepertinya hanya peradaban Khilafah yang mampu, dan selebihnya ilusi yang mendominasi seperti demokrasi kapitalisme juga sosialisme markisme yang campakkan illahi Rabbi dengan berlagak pemilik segala. Aku tak sudi mengabdi pada musuh illahi, sampai matipun aku tak mau..!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H