Brunei Darussalam adalah  salah satu negara yang kaya di dunia. Meskipun Negara kaya, keramaian di Brunei Darrusalam ternyata tak sehiruk-pikuk kota-kota yang kaya di dunia lainnya, seperti kota New York, London,Paris ataupun Singapura. Suasana  di Brunei Darussalam  sangat terasa hening dan indah.
Kami Kelompok Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari Magister Ilmu Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak melakukan kunjungan ke Burunei Darussalam untuk melihat serta mengamati tempat-tempat wisata dan suasana kotanya. Suasana di Brunei Darussalam yang sepi, tetapi indah itu kami  lihat, kami alami, kami rasakan saat kami kesana  pada tanggal  5 Maret 2024.
Selama di  Brunei Darusalam kami sungguh-sungguh mengalami suasana yang hening, tetapi indah. Suasana hening dan indah tersebut sepertinya sangat sesuai dengan julukan Brunei Darussalam, yakni Abode of Peace. Julukan ini sangat tepat untuk menggambarkan kedamaian dan ketenangan ketika tinggal di wilayah Sultan Hassanal Bolkiah tersebut.
Keheningan dan keindahan Brunei Darrusalan itu, bahkan sudah mulai terasa sejak kami menempuh perjalanan dari Kota Miri, Malaysia dan setelah melewati perbatasan Sungai Tujuh. Keheningan dan kedamaian Brunei Darussalam semakain terasa ketika tiba di Bandar Seri Begawan, Ibu Kota Brunei. Keheningan dan kedamaian yang sama terjadi juga di Hotel Emperial, Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin, Kampong Ayer. Pemandangan memukau mata pun terlihat saat makan siang di mall dan berkunjung ke Istana Nurul Iman.
Perbedaan yang mencolok antara dua negara, Malaysia dan Brunai Darussalam terlihat ketika kami berada di perbatasan Imigrasi Sungai Tujuh (Perbatasan Malaysia -- Brunei Darussalam). Kami melihat, di wilayah Brunei Darussalam, meskipun memiliki kekayaan alam yang melimpah, namun suasana terasa sunyi dan minim aktivitas. Kami pun merasakan bahwa suasana di wilayah Brunei Darussalam tersebut kelihatan sangat kontras dengan kehidupan di wilayah Malaysia yang ramai.
Kemudian, saat tiba di Bandar Seri Begawan, ibu kota Brunei, kami merasakan  atmosfer Brunei Darussalan, yang agak terasa sunyi. Admosfer Brunai Darussalam ini sungguh kontras dengan reputasi kekayaannya. Meskipun kami sudah terpesona oleh keindahan arsitektur dan sejarah di Brunei, kami juga ingin mengenal lebih dekat kehidupan sehari-hari penduduknya. Oleh karena itulah, kami mengunjungi Hotel Emperial, sebuah hotel mewah yang memberikan pengalaman yang istimewa dengan pemandangan pantai dan laut yang menakjubkan.
Setelah mengunjungi hotel dan bersantai sejenak, kami melanjutkan perjalanan ke Desa Terapung di Kampong Ayer, sebuah kawasan tradisional di atas air, yang menjadi salah satu daya tarik bagi kami untuk mengunjungi Brunei Darussalam.
Setiba di Desa Terapung, kami betul-betul terpesona dengan rumah-rumah tradisional di atas air, dan kehidupan masyarakatnya. Yang kami lihat, warga Desa Terapung kelihatannya hidup tenang dan damai. Tetapi mereka sepertinya menghadapi tantangan tersendiri dalam menjaga keberlangsungan budaya dan gaya hidup mereka di tengah perkembangan modern.
Untuk mengenal lebih dekat dengan perkembangan modern di Brunei, kami memutuskan untuk makan siang di mall terdekat. Di situ, kami menikmati berbagai hidangan lokal dan internasional, sambil mengamati kehidupan sehari-hari masyarakat perkotaan Brunei.
Dalam perjalanan ke Brunei Darussalam tersebut, kami tidak hanya mendapatkan pengalaman mengagumkan dalam menjelajahi keindahan alam dan budaya di Brunei Darussalam, tetapi juga kami dapat melihat dan memahami kekontrasan antara tradisi dan modernitas, yang ada di negara yang kaya itu.
Artikel ini mencerminkan bahwa Brunei memiliki kekayaan yang beragam, dari nilai-nilai tradisional hingga kemajuan modern, yang membuatnya menjadi destinasi yang menarik bagi para pelancong. Bagaimana apakah anda tertarik berkunjung ke Brunei?