Kalau biasanya liburan Natal 2015 kami keluarga besar selalu berkumpul bersama di Kampung, namun kali ini ada nuansa yang berbeda. Dari tanggal 22-26 desember 2015, kami Natalan sekaligus liburan di Kota Pontianak. Ada ayah, ibu serta kakak dan abang juga para keponakan.
Bagi ibu saya inilah kali pertamanya datang ke Kota Pontianak,sedangkan bagi ayah bukanlah asing lagi. Karena sebelum-sebelumnya sudah beberapa kali sejak saya wisuda beberapa waktu silam. Selain jalan-jalan untuk menikmati liburan Natalan, secara kebetulan ada ritual pemberkatan rumah abang saya secara adat.
Ada beberapa destinasi wisata yang kami kunjungi di Kota Pontianak, diantaranya Rumah Radakng di Kota Baru,bersama ponakan, ayah dan ibu kami pun jalan-jalan sambil berfoto disana. Selain jalan-jalan, pada hari H Natal tanggal 25 desember 2015, kami secara khusus di undang oleh paman saya untuk berkunjung ke rumahnya. Kebetulan ibu saya sudah 20-an tahun tidak pernah ketemu sama paman.
Kami pun sempat kunjungan Natalan Open House ke pendopo gubernur Kalbar “Istana Rakyat” bagi ayah,kakak dan ponakan merupakan baru pertama kalinya mereka menginjakkan kaki di Pendopo yang terletak di jalan Ahmad Yani Pontianak ini. Sedangkan bagi saya setidaknya bukanlah hal asing lagi datang disini, dari sejak kuliah hingga selesai kami seringkali datang dan mengadakan kegiatan disini.
Selain di pendopo Gubernur kami juga menyambangi kediaman Uskup Keuskupan Agung Pontianak,Mgr.Agustinus Agus,Pr yang juga mengadakan Open House dalam rangka Natal. Kediaman Uskup yang terletak di jalan A.R Hakim, persis berada di belakang Gereja Katedral Pontianak ini kami datangi bersama dengan beberapa umat lainnya yang juga berkunjung.
Tak hanya disitu saja, kami pun menyempatkan juga jalan-jalan menyambangi rumah sepupu di daerah Siantan kebetulan sudah lama tak berjumpa dan momen Natal ini adalah sangat tetap untuk bersilaturahmi. Tak terasa hari sudah malam, setelah dijamu makan malam sekitar pukul 20.00 wib,kami pun mohon pamit untuk kembali ke rumah.
Pulau Tayan pun mendadak jadi tempat wisata, maklum meskipun jembatan ini belum di operasikan, kemegahan dan keindahannya telah menyedot perhatian masyarakat. Karena bukan saja sebagai penghubung jalan trans Kalimantan poros selatan, tetapi juga sebagai icon Kalbar yang juga sebagai jembatan kedua terpanjang di Indonesia.