Mohon tunggu...
yulia anna
yulia anna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta dan hobby menulis

Satu Keyakinan "berhasil"

Selanjutnya

Tutup

Financial

Untung Ada Mekaar, Jika Tidak Pasti Terjerat Rentenir

31 Agustus 2020   20:55 Diperbarui: 31 Agustus 2020   21:10 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Rahmatullah/BangsaOnline

Antusias dan kegembiraan pernah saya lihat diantara wajah para ibu-ibu peserta Meekar ketika pinjaman mereka cair. Bisa dibayangkan, pencairan dilakukan secara bersamaan. Pulang dari pertemuan mereka sudah memegang uang. Pertemuan ringan dengan sebuah komitmen rutin untuk membayar mingguan, sesi foto untuk kelengkapan administrasi  yang mungkin diselingi dengan tertawa khas ibu-ibu, dan akhirnya mereka sudah bisa mendapatkan pinjaman. Mereka tak perlu bersusah payah pergi ke bank untuk mengajukan pinjaman. Cukup dengan berjalan kaki dengan baju rapi mendatangi rumah salah satu warga yang dipercaya sebagai koordinator, proses pinjaman dana pun berjalan lancar. Gembira karena hari itu ada dana tunai ditangan, dan berbagai macam aneka kebutuhan sehari-hari  yang belum mereka beli, dapat terpenuhi dari pinjaman Meekar. Saya yakin, mereka gembira tanpa melihat apakah mereka mampu membayar setiap minggunya atau tidak.

Meekar hadir sebagai produk keuangan baru yang dikemas menarik karena menawarkan pinjaman tanpa agunan atau jaminan. Dari prosedur persyaratannya pun mudah. Cukup dengan menyerahkan fotocopy KTP, dan harus dipastikan bertempat tinggal sesuai dengan domisili di KTP. Pemberian pinjaman dilakukan secara berkelompok tidak lebih dari 20 orang. Sasaran utama anggotanya adalah ibu-ibu. Dan terkait dengan pembayarannya, Meekar memberi kelonggaran kepada peserta untuk membayar sesuai dengan kemampuan dan juga kesepakatan.

Meekar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) adalah salah satu produk unggulan keuangan dari Lembaga Keuangan PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) yang saat ini banyak diminati. Keberadaannya telah berhasil menarik hati para ibu dari pelosok kota hingga pelosok desa. Sejak awal kemunculan produk keuangan ini, Meekar seolah mempunyai magnet tersendiri dibandingkan produk keuangan dari perbankan lainnya. Pemberian pinjaman dana ini sangat mudah dan cepat. Sesuai dengan misi awal yang ingin dicapai, Meekar menawarkan pembiayaan sebagai upaya untuk memberi nilai tambah bagi Usaha Mikro kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM) yang berlandaskan prinsip-prinsip Good Corporate Governance atau Tata Kelola Perusahaan yang baik.

Seiring perkembangannya, Meekar tidak hanya menyasar para ibu yang berprofesi sebagai pelaku usaha kecil, namun para ibu rumah tangga pun telah merasakan dampak positif dari Meekar ini. Saya sering menjumpai para ibu yang setiap minggu melakukan pertemuan disalah satu rumah warga. Secara tidak langsung, Meekar mengajak dan mengajarkan para ibu-ibu ini patuh pada peraturan, serius dengan komitmen, dan sangat disiplin. Terbukti, pertemuan tidak akan dimulai sebelum semua anggota berkumpul. Kalaupun ada satu anggota tidak hadir karena ada kepentingan lain yang bersamaan dengan pertemuan, anggota tersebut harus ijin dan wajib menitipkan setoran mingguan pada anggota yang lain atau koordintor yang ditunjuk. Begitu pula saat pertemuan. Seolah sudah menjadi ritual  setiap pertemuan, sebelum rapat dimulai para peserta tersebut wajib membaca tata tertib anggota Meekar. Jelas sekali, para ibu-ibu ini diajak untuk interaktif dan belajar membangun komitmen dalam setiap pertemuannya.

Secara financial, para peserta Meekar ini telah terbantu. Dana yang mereka dapatkan dari pinjaman dengan bunga kecil ini cukup membantu perekonomian anggota. Mereka dapat membeli kebutuhan lain selain kebutuhan pokok, bisa membantu menambah modah jualan, bisa menutupi hutang yang mungkin belum terbayar, atau membayar biaya sekolah anak. Satu masalah teratasi dengan Meekar.

Disisi lain, Meekar hadir untuk memberantas rentenir. Ketergantungan warga desa dengan meminjam uang kepada rentiner sudah teralihkan pada Meekar. Pembayaran pinjaman yang rutin setiap minggu dapat membantu anggota untuk mengatur keuangannya. Keluarga yang mata pencahariannya tidak tetap lebih dapat mengatur belanja dan mungkin bisa sedikit menyisihkan uang mereka untuk saving. Saving atau menyisihkan dana untuk tabungan tidak pernah terbayangkan oleh mereka yang tidak punya pekerjaan tetap. Gaji yang mereka dapatkan hanya bisa untuk menutupi belanja kebutuhan pokok sehari-hari.

Mengingat kembali rentiner, kredit pinjaman yang sama mudahnya dengan Mekaar sasaran empuknya adalah para ibu-ibu rumah tangga. Kehadiran rentiner memang sangat membantu para ibu-ibu yang sangat membutuhkan uang untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau untuk modal usaha. Rentiner datang seolah ingin merangkul para ibu-ibu. Namun dibalik rangkulan itu, secara pelan dan pasti, pembayaran dengan cicilan harian itu sangat menyiksa. Disamping bunga pinjaman yang tinggi, collector harian yang mengambil pembayaran ke rumah-rumah itu tidak segan-segan bersikap arogan kepada peminjam ketika tidak punya uang untuk membayar. Kerap kali perkataan kasar terlontar dari para collector itu.

Meekar semakin dikenal masyarakat. Dan keberadaannya sudah mendapat apresiasi yang positif dari semua anggota. Ini sangat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan pemerintah pun terbantu terutama masa-masa krisis seperti sekarang ini. Secara tidak langsung, kebijakan Makroprudensial untuk menjaga ketahanan sektor keuangan secara keseluruhan terjaga dengan aman. Satu harapan besar bahwa dengan bantuan pinjaman dari Meekar ini, para ibu-ibu dapat lebih cerdas dalam mengatur keuangannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun