Mohon tunggu...
Syamsir Abduh
Syamsir Abduh Mohon Tunggu... -

Syamsir Abduh. Lahir di Soni Toli-Toli Sulawesi Tengah, tanggal 16 Desember 1968. Saat ini adalah Guru Besar Tetap FTI Universitas Trisakti dalam bidang Gejala Medan Tinggi dan Ekonomi Tenaga Listrik. Aktif di berbagai organisasi seperti Persatuan Insinyur Indonesia, Masyarakat Standardisasi Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money

Positive Thinking in Standardization

19 November 2013   21:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:56 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Tema World Standards Day (WSD) 2013 adalah “International Standards ensure positive change”. Adakah korelasi antaratema WSD 2013 dan judul tulisan ini, Positive thinking? Berpikir positif (positive thinking) adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik dari suatukeadaan atau pada diri seseorang.Tindakan ataupun perubahan positif (positive change) sangat ditentukan oleh pola pikir yang benar. Mengapa? Karena pola pikir adalah fondasi seluruh tindakan kita. Bagaimana kita mengambil keputusan, mengapa kita mengambil keputusan tertentu dan bukan opsi lain, alasan-alasan apa saja yang melatar-belakangi keputusan kita, ini semua dipengaruhi bahkan didikte oleh pola pikir yang terbentuk dalam pikiran kita.

Tema WSD 2013 adalah sangat sesuai dalam memenuhi keinginan organisasi internasional standar (ISO) untuk menjadi lebih besar (more to become bigger). Menjadi lebih besar adalah merupakan suatu tantangan yang harussegera dijawab untuk memenuhi perubahan yang demikian dinamis dan tentu sesuai dengan prinsip pengembangan standar (development dimension). Solusi atas tantangan tersebut adalah diperlukannya perubahan positif. Perubahan positif yang diharapkan tertuang dalam beberapa artikel yang dimuat dalam ISOfocus edisi September/Oktober 2013 antara lain The beauty of doing good; Are consumers safein digital age?; Hydrogen age.

Tantangan SNI kita

Tentu tidak tepat membandingkan SNI dengan Standar Internasional lainnya, meskipun dalam pengembangan standar (transparency, impartial, coherence, development) dan penerapan standar (voluntary) menggunakan prinsip yang sama. Kita boleh belajar (benchmark, knowledge sharing) kepada organisasi standar internasional lainnyabagaimana mereka menjadi besar dan mencari solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi. Beberapa tantangan yang dihadapi, antara lain adalah: (1) Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah dalam menggunakan produk-produk ber standar (SNI), pertimbangan harga yang murah menjadi pilihan utama dalam membuat keputusan pembelian produk dibandingkan dengan mutu produk (emotional choice). (2) Penegakan hukum yang lemah (law enforcement) terhadap beredarnya produk-produk yang tidak ber SNI, meskipun produk tersebut ber SNI wajib. (3) Kesenjangan komunikasi antara lembaga pembuat standar (Standard Development Organization/SDO) dengan masyarakat pengguna standar.

Berpikir positif tentang standar


Berpikir positif bukanlah suatu yang bekerja secara parsial dalam diri manusia karena berpikir positif hanya tercetus dari budi pekerti yang luhur. Melatih diri untuk berperilaku luhur adalah pekerjaan pertama yang harus dilakukan sebagai wadah dari berpikir positif.
Salah satu apek penting yang hendak dicapai oleh standardisasi adalah keteraturan. Keteraturan yang lebih luas,baik pemenuhan keteraturan dalam membuat produk (sisi produksi) maupun keteraturan dalam menggunakan produk (sisi konsumen). Keteraturan ini akan dipenuhi melalui upaya berpikir positif di tahap awal (membangun kesadaran) dan selanjutnya bergerak ke arah perubahan positif (kebutuhan menggunakan standar). Berpikir positif (potive thinking) terlebih dahulu sebelum berubah/perubahan positif (positive change).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun