Nanas merupakan buah-buahan yang mengandung banyak vitamin dan berfungsi sebagai tanaman obat. Mulai dari vitamin A, vitamin C, kalsium, magnesium, natrium, kalium, fosfor, dekstrosa, sukrosa dan enzim bromelain. Enzim bromelain dalam nanas berkhasiat untuk antiradang, membantu pencernaan di lambung, menghambat pertumbuhan sel kanker dan mencegah penggumpalan darah.                                                                                                                                         Kandungan serat dalam nanas terbilang tinggi dan cocok sebagai obat untuk sembelit sehingga nanas dapat menjadi obat pencahar bagi mereka yang sulit buang air besar. Nanas juga baik dikonsumsi saat sedang sakit karena dalam nanas terkandung zat-zat yang dapat membantu menyerap obat ke dalam tubuh. Nanas juga dapat mengangkat sel kulit mati. Salah satu contohnya adalah enzim dalam daun dan buah nanas dapat mengangkat jaringan kulit yang mati akibat luka bakar. Caranya adalah dengan menumbuk beberapa helai daun nanas yang telah dicuci bersih, kemudian dibalurkan pada bagian kulit yang iritasi karena gatal, bisul, atau luka bakar. Radang tenggorokan, perut kembung, radang kulit hingga memar dapat dibantu penyembuhannya dengan buah nanas.                                                                                                                                       Kulit nanas selama ini dianggap tidak berguna, dan selalu dibuang bila ingin menikmati buahnya. Limbah nanas yang tidak bisa dimakan karena terasa gatal di lidah itu ternyata dapat diolah menjadi minuman segar. Di tangan siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Brebes, kulit nanas mampu mereka sulap menjadi sirup yang bernilai ekonomis tinggi. Seperti apa pengolahannya?
SIRUP kulit nanas buatan siswa MAN 1 Brebes rasanya tak kalah dengan sirup produksi pabrikan. Bahkan, lebih unggul karena pembuatannya tanpa bahan pengawet. Semua bahan baku yang diolah menggunakan bahan alami. Proses pembuatannya pun tidak rumit. Setiap orang mungkin bisa mempraktikannya di rumah.
Selain kulit nanas, ada beberapa bahan tambahan untuk proses pembuatannya. Yakni, asem belimbing, gula pasir, kunyit dan jahe. Kemudian, garam dan telur ayam. Semua bahan alami itu nantinya dicampur saat proses pembuatan sirup.
Awal pembuatan, kulit nanas diiris tipis tipis. Kemudian, dicuci dengan air dan garam hingga bersih. Garam digunakan berfungsi untuk menghilangkan gatal di kulit nanas. Setelah itu, irisan kulit nanas direbus bersama asem belimbing, gula dan kunyit. Setelah mendidih, diangkat dan dinginkan. Bila sirup ingin ada rasa jahenya, saat direbus bisa dicampurkan jahe di dalamnya, atau perasa lain sesuai yang diinginkan.
Dari campuran bahan itu, lalu diremas dengan kain bersih sebagai penyaring hingga keluar sarinya. Air yang keluar itu merupakan sari dari nanas. Langkah selanjutnya, sari nanas direbus kembali hingga mendidik dan tambahkan putih telur ayam secara merata. Putih telur itu berfungsi untuk mengikat sisa kotoran dari perasan nanas. Setelah diaduk aduk gumpalan putih telur disaring kembali hingga menghasilkan perasan air sari nanas yang bersih. Sirup nanas pun siap dihidangkan, dengan ditambah air dingin secukupnya.
"Kami membuat sirup kulit nanas ini minimal membutuhkan waktu setengah jam," ujar Anggun, siswa kelas XI IPA III MAN 1 Brebes, yang mempraktikan langsung pembuatan sirup kulit nanas tersebut.
Menurut dia, sirup buatannya itu tidak menggunakan bahan pengawet, dan mampu bertahan hingga 1 minggu. Namun, bila disimpan di lemari pendingin bisa tahan lebih lama. "Kami memilih kulit nanas untuk diolah menjadi sirup, karena selama ini hanya dibuang percuma," ujarnya. Guru Pembinan Kesiswaan MAN 1 Brebes Tejo Asmoro mengatakan, praktek pembuatan sirup dari limbah nanas itu merupakan salah satu bentuk kepedulian sekolah dalam menanamkan jiwa kewirausahaan pada siswa. Diharapkan, setelah lulus mereka dapat mempraktikan dan mengembangkan sebagai usaha. Sebab, sirup kulit nanas itu sudah bisa dipasarkan dan banyak peminatnya. "Sudah banyak yang membeli. Kami menjualnya Rp 8.000/ botol," terangnya. (*)                                                                                                                                                                                  sumber :radartegal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H