Mohon tunggu...
Novita Sianipar
Novita Sianipar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

perempuan sederhana yang mencintai kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ada Siluman Ular di Rumahku

26 Juli 2012   07:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:36 1873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru Bangun, lantas doa, cuci muka, gosok gigi, keluarkan daging ayam dari freezer, cuci anggur dan disinilah aku lagi-depan mac- berancang-ancang dan berikthiar akan menyelesaikan satu chapter disertasi yang kejar tayang tanggal 15 Agustus ini. Semoga bisa amin.

Kemarin aku mengalami lagi tuh masalah yang sama dari teman serumah. Asli pengen buat aku ketok-ketok kamarnya trus bilang,"How many time I have to ask you to flush toilet after using it. You left tissue full of you blood menstruation,"

Aku pengen -sumpe-pengen banget teriak dan termasuk mengetok kepalanya supaya dia sadar betapa joroknya dan memualkannya kalau setiap bulan dalam seminggu menemukan berkali-kali ceceran haidnya di toilet. Ih! JIjay !

Namun mau gimana lagi, dasar anaknya bebal. Dibilang sudah (tapi tetap aja dilakukan), ditempelin pengumuman agar setiap yang menggunakan toilet mengguyurnya dengan banyak air sudah ( dia marah, merobek pengumuman dan berjanji ga akan lagi), hingga dilaporin ke housing office juga sudah. Tapi dasar bebal yah bebal saja. Ih! amit-amit punya teman serumah kayak dia. Joroknya ga ketulungan.

Kadang yah pengen ngetok kepalanya dan nanya, "eh loe, di kampung loe di Taiwan sono, apa masih mandi di sungai?. "

Soalnya, kalau memang iyah, aku mungkin bisa menyadari anak 'siluman ular' ini memang ga mengenal namanya toilet duduk. Namun ga mungkin juga dia ga tau..ya kan? Secara dia,  dua saudara perempuan dan satu saudara laki-lakinya bersekolah di Australia, dan Inggris. Berarti anak orang kaya berat dunk. Dan masakan orang kaya ga punya toilet duduk, yah menimal pernahlah pasti menggunakannya.

Sementara aku ? Dulu waktu kecil main di parit, di sungai (tapi nggak pake eek; buang hajat lho ya hihihi), terus di rumahku yang meski sederhana, kami memiliki toilet jongkok berwarna biru (yang selalu bersih, keset dan wangi) dan baru 2010, karna nyokap bokap mulai tua, kita kini punya toilet duduk. Nah, kalau pake perbandingan ini kan seharusnya yah..minimal lah anak 'siluman ular' itu tau gimana caranya menggunakan 'flush'. Dasar bebal saja sih orangnya.

Bayangkan saja, sejak tinggal bersama di rumah milik kampus, tiap bulan aku tahu betul kalau dia haid. Bahkan kadang kalau agak lewat tanggalnya, aku yang malah nyadar, "eh dia kok belum haid ya" hihihihi..

Nah, awal-awal  hidup bersama, aku masih ingat banget ni waktu ke kamar mandi dan mau menggunakan toilet, wah aku kaget setengah mati. "Apaan tuh?"

Nggak  tahunya saudara-saudara, 'siluman ular' itu meletakkan bekas pembalutnya yang penuh darah (uheeek) di keranjang sampah begitu saja, dalam keadaan terbuka blek-blek-blek. Kagetlah aku, dan langsung muntah di wastafel. Akhirnya, aku bilangin baik-baik kalau bekas pembalutnya tolong dikover dengan tisu, plastik atau apa saja asal ga langsung dibuang ke keranjang sampah. Nah, si siluman ular ini punya kebiasaan mendesis iya tapi ga ngelakuin. Dan nggak perlu nunggu lama, esok harinya aku nemu lagi bekas pembalutnya penuh dengan darah. ASTAGA! Aku langsung muntah lagi dan asli ga bisa makan.

Trus aku bilang lagi ke dia, dia bilang iyah namun yah gitu deh..masih saja aku menemukan bekas pembalutnya itu sampai-sampai aku mikir, ini orang eh salah ini 'siluman ular' mengerti  bahasa Inggriskah? Atau tepatnya, jangan-jangan pengucapan bahasa Inggrisku parah amat sehingga dia nggak ngerti. Tapi kok yah alasan terakhir ga mungkin banget, secara di kelas tiap kali diskusi dengan teman-teman dan dosen, kita lancar-lancar saja itu. Jadi mungkin memang 'siluman ular' ini ga bisa bahasa Inggris, tapi hanya bisa bahasa ular.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun