Mohon tunggu...
Ewin
Ewin Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Karyawan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memanusiakan Manusia

21 Juni 2014   18:59 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:54 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pendidikan merupakan jantung bagi peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), baik dalam keluarga dan masyarakat, dan untuk lingkup yang lebih luas lagi adalah negara. Kemakmuran disuatu negara bukan hanya tergantung pada ketersediaan sumber daya  alamnya saja, tetapi lebih pada kualitas sumber daya manusia disuatu negara tersebut. Banyak contoh dapat kita jumpai, negara yang terbatas SDA tetapi memiliki SDM berkualitas justru menjadi negara dengan ekonomi yang kuat alias menjadi negara yang makmur. Tidak perlu mengambil contoh yang jauh-jauh, sebut saja Singapura yang menjadi tetangga NKRI, justru menjadi negara yang makmur. Hal ini tentunya tak lepas dari berkualitas SDM Singapura.

Kata kunci untuk meningkatkan SDM terletak pada 3 hal pokok, yakni pertama Pendidikan, kedua Pendidikan, dan ketiga adalah Pendidikan. Artinya bahwa pendidikan menjadi hal utama dan menjadi yang terutama untuk menjadi sarana dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ibaratkan manusia, apabila jantungnya terhenti berfungsi maka manusia tersebut dipastikan akan menghadap Sang Penciptanya. Setidaknya, jika jantung kurang berfungsi maka terganggulah seluruh sistem orang tersebut.

Demikian halnya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara ini, dengan terbatasnya akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas akan berdampak juga pada kualitas SDM. Bahkan masih banyak daerah-daerah terpencil yang kesulitan mengakses pendidikan pada tingkatan sekolah dasar (SD), apalagi untuk tingkat pendidikan usia dini.

Pemerataan pendidikan di negeri tercinta ini masih belum berjalan dengan baik, Pulau Papua dan Pulau Kalimantan, khususnya di daerah-daerah yang masih sulit terjangkau kesulitan mengakses pendidikan. Banyak kampung yang tidak memiliki sekolah dasar (SD), atau jauhnya jarak bagi anak-anak disuatu kampung untuk meneruskan pendidikan ke tingkat yang lebih lanjut. Dengan keterbatasan sarana transportasi, menyebabkan anak-anak dikampung harus jauh dari orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan di tingkat menegah pertama. Bukan karena mengejar kualitas sekolahnya, tetapi memang tidak adanya sekolah terdekat dengan kampungnya. Disisi lain, keterbatasan ekonomi orang tuanya, menyebabkan mereka kesulitan untuk menyewa tempat tinggal. Pada akhirnya, terpaksa si anak harus menjauhkan asanya untuk mengenyam pendidikan lebih lanjut.

Ironis memang, bila kita menyatakan bahwa pendidikan merupakan kunci utama dalam meningkatkan kualitas SDM sedangkan sarana pendidikan dan akses terhadap pendidikan bagi seluruh warga negara republik tercinta ini masih belum merata.

Pendidikan sebagai sarana untuk memanusiakan manusia, membuat manusia sesuai kodratnya sebagai ciptaan Tuhan. Orientasi pembangunan seharusnya untuk mensejahterakan seluruh masyarakat, bukan hanya sekedar segelintir orang yang dapat menikmatinya. Dengan sistem pengelolaan sumber daya alam yang tidak transpran menyebabkan “pemegang kekuasaan” dan kroni-kroninya saja yang sebesar-besarnya menikmati kekayaan bangsa ini. Dengan SDM  yang berkualitas, warga negara dapat berpartisipasi secara baik dalam proses pembangunan bangsa ini. Kesadaran rakyat akan meningkat terhadap sistem tata kelola negara, rakyat dapat ikut mengontrol pemegang kekuasaan dengan kapasitasnya masing-masing, tidak hanya sekedar melalui lembaga DPR atau DPRD yang katanya sebagai wakil-wakil rakyat tetapi seringkali bersepakat dengan pemegang kekuasaan untuk menipu Sang Pemberi Amanah, yakni rakyat itu sendiri.

Dalam masa pemilihan presiden ini, sebagai warga negara yang baik, kita harus mampu bersikap kritis terhadap program-program kerja para Capres. Tidak sekedar mendukung Capres karena ikatan batin kita terhadap partai politik atau ormas pendukungnya. Tetapi jauh lebih dari itu,  kita harus mampu memilih Calon Presiden yang memiliki program kerja untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang berkualitas. Kita tidak boleh hanya terbuai dengan janji-janji kampanye para kandidat capres – cawapres. Kita harus mampu melihat kinerjanya dimasa lalu, sejauh mana kepeduliannya terhadap orang kecil. Apabila capres dimasa lalu peduli terhadap peningkatan kesejahteraan rakyatnya, maka capres yang demikian layaklah untuk dipilih. Marilah kita menentukan pilihan untuk menetapkan Presiden dan Wakil Presiden pada tanggal 9 Juli nanti, Selamat memilih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun