Penyakit buerger (Tromboangiitis Obliterans, TAO) adalah penyakit peradangan segmental nonaterosklerosis dengan pembentukan trombus pada pembuluh arteri sedang dan kecil, vena, serta melibatkan saraf di daerah tungkai dan lengan. Penyakit ini secara klinis dan patologis berbeda dengan aterosklerosis dalam hal: usia penderita, ukuran pembuluh darah yang terkena, segmentasi lesi, integritas lamina elastik interna, dan komposisi trombus yang terbentuk.
Pada 1879, Felix von Winiwarter dari University Clinic Vienna untuk pertama kali melaporkan satu kasus tromboangiitis obliterans (TAO) dengan riwayat iskemia kronik dan gangren pada kaki selama 12 tahun. Pemeriksaan histopatologik menunjukkan adanya oklusi pada arteri dan vena kecil oleh trombus hiperseluler dengan lamina elastik interna yang masih utuh. Dua puluh sembilan tahun kemudian (1908), Leo Buerger, kelahiran Vienna 1879 dan bekerja di Rumah Sakit Mount Sinai New York, melaporkan secara rinci gambaran klinik dan patologik TAO berdasarkan pengamatannya pada 11 tungkai yang diamputasi.
Pada umumnya penderita adalah laki-laki berusia 20-50 tahun dengan iskemia pada tungkai bawah dan kaki, hilangnya pulsasi arteri pada tumit, kaki yang dingin, pucat dan sakit, serta timbulnya gangren, yang kerap kali memerlukan amputasi. Hasil pemeriksaan histopatologik menunjukkan adanya peradangan perivaskular dari arteri, vena, dan saraf anggota gerak bawah distal. Di samping pembentukan trombus dengan infiltrasi giant cells, pada dinding pembuluh darah dapat terbentuk mikroabses dengan lamina elastik interna yang tetap utuh seperti dilaporkan Winiwarter. Atas laporannya yang sangat rinci dan akurat ini, di kemudian hari penyakit TAO disebut juga sebagai Penyakit Buerger.
Penyakit Buerger dijumpai di seluruh dunia dengan distribusi yang tidak merata. Angka kejadian di Timur Tengah dan Timur jauh lebih tinggi dibanding Amerika Serikat dan Eropa Barat. Di Amerika Serikat, angka insidens penyakit ini adalah 8-12,6/100.000 populasi. Sejumlah penderita masih terus dilaporkan dari India, Jepang, Korea, Sri langka, dan Bangladesh. Prevalensi penyakit Buerger dikalangan penderita penyakit arteri perifer sangat bervariasi, yakni 0,5-5,6% di eropa Barat, 45-63% di India, 16-66% di Korea dan Jepang, serta 80% di Israel, khususnya Yahudi keturunan Ashkenazi. Sayangnya, angka kejadian di Indonesia belum pernah dilaporkan sampai saat ini.
Penyebab Penyakit Buerger sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti, meskipun semua peneliti sepakat akan adanya hubungan yang erat dengan konsumsi tembakau, terutama dalam bentuk rokok. Konsumsi tembakau ini sangat berperan dalam inisiasi dan progresivitas penyakit. Patogenesis penyakit Buerger belum sepenuhnya dipahami dan sampai kini masih dalam proses pencarian sehingga pengobatan yang efektif belum ditemukan.
Untuk lebih lengkapnya kunjungi alamat web:
http://www.herryyudha.com/2011_10_01_archive.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H