Mohon tunggu...
Ayushi Hernawa
Ayushi Hernawa Mohon Tunggu... -

Hanya ingin berbagi...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ini Bukan Tahun 45

27 Oktober 2011   02:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:27 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tempat sampah itu masih bau darah Anyir mengalir menghujam rintih sesak Jelaga bekas pembakaran masih menyengat... hangat.... Menyerak bekas sandal jepit penuh lumpur kenistaan . Satu jam yang lalu... Terpaku... tersalib dalam haru biru

Telinga tertutup rapat

Nurai bergetar hebat

Tak terlihatpun satupersatu jiwa-jiwa malang berkelebat

Masih terus terjadi...

Lelah...keputusasaan...ketidakberdayaan...ketidakadilan...

.

Ini bukan tahun empat lima

Dimana darah sangat berharga

Ini bukan tahun empat lima

Dimana peluh diharagai dengan tepuk tangan keras berbangga

.

Ironis memang...

Berpuluh tahun menyebut diri merdeka

Namun tetes tangis rakyat jelata masih mengubang di aspal jalan raya

Kemunafikan menjadi baju istimewa

Harta dan tahta menjadi berhala

Keserakahan menjadi jubah yang membuatnya bangga

Lambang kesuksesan, katanya...

.

Masih kita bermimpi ??

Negeri yang aman makmur loh jinawi

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan keadilan bagi seluruh rakyat

Berdiri tegak dan berteriak

Adigang... Adigung... Adiguno

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun