Mohon tunggu...
Ayushi Hernawa
Ayushi Hernawa Mohon Tunggu... -

Hanya ingin berbagi...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Berobat di Pukesmas, ternyata....Gratis

5 Januari 2012   10:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:18 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13257575841948468587

Saya sudah hampir tidak pernah menginjakkan kaki ke pukesmas. Terakhir kali mungkin ketika saya masih SD, karena persepsi tentang berobat di pukesmas itu pasti tidak akan sembuh, kotor, antri, dan pelayanan tidak memuaskan. Namun satu tahun yang lalu, sekitar 500 meter dari tempat tinggal saya dibangun bangunan yang terkesan mewah, saya berpikir mungkin mau di bangun mall atau sejenisnya, tapi perkiraan saya salah. Bangunan tersebut adalah sebuah PUKESMAS. Ketika salah satu karyawan saka sakit flu, saya mencoba membawanya ke sana, dengan penuh heran saya memasuki ruang informasi yang menurut saya mewah untuk ukuran pukesmas. Ternyata terobat ke sana syaratnya membawa KTP, karena karyawan saya belum punya KTP dan tidak bisa menggunakan KTP orang lain maka, saya disuruh membayar tiket sebesar Rp. 5000. Dan kemudian kami mengantri untuk mendapatkan pengobatan di Balai Pengobatan. Tidak ribet dan pelayanannya juga baik. Ada 3 poli yakni, poli gigi, poli gizi, poli ibu dan anak, serta satu balai pengobatan. Selain itu ada fasilitas rawat inap dan ambulan untuk pasien yang harus di rujuk ke RSUD. Lumayan lengkap.

Yang kedua kalinya aku memasuki pukesmas itu adalah seminggu yang lalu, ketika itu suami saya matanya iritasi dan saya sarankan untuk coba ke pukesmas aja, “tempatnya bersih kok dan pelayanannya lumayan” promosiku saat itu pada suamiku.

Dan berangkatlah kami ke pukesmas mewah itu, pertama-tama kami ambil antrian dulu melalui mesin touchscreen yang canggih, kemudian kami menyerahkan nomor antrian kami berserta KTP si pasien. Belum ada lima menit kami sudah di panggil ke balai pengobatan disana langsung diperiksa seperti biasa (seperti di rumah sakit kebanyakan) tidak terlalu detail (mungkin karena penyakit suami saya tidak terlalu parah) dan langsung di beri resep.Ketika sampai di bagian resep dan belum ada 10 menit nomorantrian suami saya di panggil dan obat diberikan. Masih terheran-heran, suami saya bertanya pada ibu petugas yang jaga “ini bayarnya di mana?”, dengan senyum petugas itu menjawab “GRATIS pak !!!”

Saya rasa adanya pukesmas gratis seperti ini sangat membantu untuk warga tidak mampu untuk mendapatkan pengobatan yang layak dan tuntas, banyak warga yang kadang untuk sekedar berobat karena penyakit-penyakit ringan saja tidak bisa karena beban biaya, sehingga mereka lebih baik membiarkan penyakit mereka sembuh sendiri atau bahkan pergi ke dukun sebagai alternatif. Dengan adanya ini, maka penyakit bukan lagi masalah untuk warga miskin, bahkan pasien yang bersamaan datangnya dengan suami saya, terkena penyakit panu parah di bagian punggung, si dokter menyarankan pengobatan yang dipantau terus selama 20 puluh hari di pukesmas tersebut, GRATIS. Bukankah hal-hal kecil seperti itu yang bagi kita biasa saja (karena kita mampu dan bisa memilih rumah sakit yang kita inginkan), tapi bagi warga miskin sangat berharga.

Wah...baru kali ini saya mengalami berobat gratis, walau obatnya generik tapi cukup mujarap, buktinya 2 hari suami saya juga sembuh. Jadi jangan ragu-ragu untuk datang ke pukesmas, GRATIS lho...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun