Wali berasal dari akar kata waliya-yawla, yang berarti “ dekat dengan sesuatu”. Al-Waliyyu adalah orang yang memiliki kedekatan dengan Allah atau orang yang disayang Allah.
Demikian pula kata waliy, memiliki dua pengertian. Bisa berarti “ orang yang mencintai Allah” atau bahkan ‘ orang yang mencintai dan dicintai Allah sekaligus”.
Menurut Imam Al-Qusyairi waliy, memiliki 2 pengertian :
Pertama
Orang yang sekuat tenaga berusaha menjaga hatinya agar tetap hanya bergantung kepada Allah dan terus menerus melakukan ketaatan tanpa diselingi kedurhakaan. Disebut juga waliy salik.
Kedua
Orang yang hatinya secara penuh dan terus menerus dalam penjagaan dan pemeliharaan Allah.Sering juga disebut waliy majdzub.
Dalam kitab Al-Futuhat Al Makkiyyah Ibnu araby menelusuri kriteria orang yang dicintai Allah dalam Al Qur’am dan menemukan 8 kriteria :
Pertama
Orang yang hanya menjadikan Allah sebagai pelindung
Kedua
Orang yang mencintai Allah dan berusaha meniru sifat-sifatnya, misal menjadi lebih sabar, lebih penyayang, pemaaf dsb.
Ketiga
Orang yang senantiasa kembali kepada Allah, bertaubat. Dalam pengertian setiap kali terpeleset dalam maksiat, dengan segera ia bertaubat.
Keempat
Orang yang selalu menyucikan diri lahir dan batin.
Keenam
Orang yang selalu bersyukur atas nikmat dan kehendak Allah.
Bagi para wali musibah dan karunia adalah sama-sama nikmat, karena keduanya datang dan berasal dari Allah.
Ketujuh
Orang yang selalu berbuat baik dan memperbaiki, yang disebut Muhsin.