Mohon tunggu...
Wasp Book
Wasp Book Mohon Tunggu... karyawan swasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hamba yang belajar\r\nhttp://www.waspbook.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa yang Dilakukan Pada Hari Raya Iedul Fitri?

10 September 2010   17:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:19 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dikisahkan, bahwa Shalih bin Abdullah, apabila datang Hari Raya Iedul Fitri di apergi ke Mushala. Lalu kembali ke rumahnya setelah menunaikan sholat hari raya. Mengumpulkan istri dan anak-anaknya di sisinya, memasang rantai dari besi di lehernya.
Ditaburkannya debu di atas kepala dan tubuhnya, lalu menangis sejadi-jadinya.

Mereka bertanya : Hai Shalih,hari ini adalah hari raya, sebuah hari kegembiraan. Lalu mengapa kamu berlaku seperti itu ?
Dia menjawab : “ Aku mengetahui hal itu, tetapi aku adalah seorang hamba yang telah diperintahkan Tuhanku agar agar beramal dengan sebuah amalan untuk-NYa. Lalu aku tidak mengetahui apakah Dia menerima-Nya atau tidak”.

Diapun duduk di depan mushola dan ditanyalah dia : “ Megara engkau tidak duduk di tengah-tengah mushola ?”
Shalih menjawab :” Aku datang memohon rahmat, dan inilah tempatnya orang yang memohon”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :” Apabila datang hari raya Iedul Fitri, Allah SWT mengutus para malaikat dan turunlah mereka ke bumi pada setiap kota ( desa ).
Mereka berkata :”Hai umat Muhammad, keluarlah menghadap Tuhan Yang Maha Pemurah”.
Lalu apabila mereka telah muncul di tempat sholat mereka, berfirmanlah Allah SWT : “ Hai para malaikatKU bersaksilah bahwa sesungguhnya Aku telah menjadikan pahala mereka atas puasanya adalah ridha dan ampunan-Ku”
.

Dan dalam Al-A’laa Allah SWT telah berfirman :
Benar-benar telah beruntung orang yang membersihkan diri ( dari kekafiran dan maksiat ) dan mengingat nama Tuhannya, lalu mengerjakan shalat. Tetapi kamu ( hai orang celaka ) mengutamakan kehidupan dunia. Sedang akhirat adalah lebih baik dan abadi. Sesungguhnya semua itu benar-benar ada dalam shuhuf-shuhuf terdahulu. Yaitu shuhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa”.

Demikanlah orang-orang shalaf memaknai Hari Raya.
Lalu bagiamana dengan kita. Yang bahkan berlebih-lebihan dan mendekati maksiat ?

Untuk melihat Jembatan 4 Abad Tanpa Paku KLIK DISINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun