Mohon tunggu...
Wasp Book
Wasp Book Mohon Tunggu... karyawan swasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hamba yang belajar\r\nhttp://www.waspbook.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Orang Yang Memasang Rantai Besi Di Lehernya Saat Hari Raya Iedul Fitri

23 Juli 2014   07:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:31 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah melaksanakan kewajiban ibadah puasa Ramadhan selama 1 bulan penuh, yang dianggap sebagai“puncak” peribadatan dan yang ( umumnya ) paling ditunggu bagi umat Islam adalah tibanya hari raya Iedul Fitri.

Sebab dengan datangnya hari raya Iedul Fitri, ( seharusnya ) seseorang juga menjadi “fitri”. Suci kembali seperti sedia kala saat terlahir di dunia. Sebab ketika telah mencapai puncak Iedul Fitri ( seharusnya ) dosa-dosanya telah terampuni.

Sehingga menjadi sangat dimaklumi jika datangnya hari raya Iedul Fitri selalu disambut dan dirayakan dengan kegembiraan.

Yang mana beberapa dari kita bahkan terkadang terkesan sedikit berlebihan saat mengungkapkan rasa kegembiraannya.

Padahal apabila mau menengok apa yang dilakukan oleh para orang salaf sebelum kita, ketika menyambut dan merayakanhari raya Iedul Fitri, pastinya tidak akan pernah kita sangka-sangka.

Sebab ternyata memang benar-benar sangat berbeda.

Untuk itu sebagai satu suri tauladan bagi kita semua, tidak ada salahnya jika menyimak tentang kisah-kisah orang-orang salaf dalam memaknai dan merayakan “kegembiraan” di hari raya Iedul Fitri atau lebaran.

Dikisahkan, bahwa Shalih bin Abdullah, apabila datang Hari Raya Iedul Fitri dia pergi ke Mushala. Lalu kembali ke rumahnya setelah menunaikan sholat hari raya. Mengumpulkan istri dan anak-anaknya di sisinya, memasang rantai dari besi di lehernya.

Ditaburkannya debu di atas kepala dan tubuhnya, lalu menangis sejadi-jadinya.

Mereka bertanya :...baca selengkapnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun