Wajar saja jika Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan buku berisi
peringatan akan bahaya Syiah pada umat muslim di Indonesia (Mengenal
dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia). Wajar pula
jika penganut, pembela dan simpatisan Syiah termasuk kompasyiahner
meradang dengan terbitnya buku ini hingga paranoid mengatakan bisa
memecah belah persatuan. Sudah menjadi tugas ulama untuk
memperingatkan dan melindungi umat muslim khususnya yang awam.
Sampai kapanpun penulis yakin, tak akan bisa menyatukan paham
Syiah dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah, Aswaja atau Sunni.
Terlalu jauh perbedaan antara ajaran Sunni dan Syiah, bukan lagi masalah
furu, tapi sudah soal aqidah. Sudah berulang kali saya menulis perbedaan
ini. Sungguh naif jika masih berharap kaum Sunni pada umumnya akan bisa
menerima ajaran Syiah dan menganggap mereka masih bagian dari Islam.
Di negeri jiran Malaysia, ajaran Syiah sudah dilarang dengan keras. Di Saudi
Arabia sendiri dimana pengikut Syiah banyak berada di propinsi timur, tersebar
di kota Dammam, Qathif, Al Ahsa dan kota kecil lainnya, walau tidak dilarang
secara tegas, namun diredam salah satunya memblokir situs-situs yang
menyebar ajaran ini dari berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia.
"Penampakan" luar yang sama dengan kaum Sunni, tentu tidak mudah
mengendus ajaran ini. Setahu penulis, pemerintah Saudi masih bersikap
moderat pada kaum Syiah ini, selama tidak membuat kegaduhan dan
menganggu keamanan dalam negeri, masih didiamkan. Namun jika sudah
berbuat ulah seperti demo-demo kamu Syiah di kota Qathif pada tahun
2011 yang lalu, aparat keamanan pun bertindak dengan tegas, bahkan
sampai menimbulkan korban jiwa pendemo waktu itu.
Sudah cukup lelah sebenarnya membahas agama Syiah di Kompasiana
sini, namun saya siapkan energi untuk membantu menjelaskan kepada
teman dan pembaca yang masih awam soal ajaran ini, walau ilmu penulis
masih cethek, tapi saya yakin banyak teman lain yang siap membantu
menjelaskan atau memberi argumen secara ilmiah berdasar Al Quran
dan Hadist, bukan sekedar katanya...Wallahua'lam
Dammam, 10/02/2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H