[caption id="attachment_336568" align="aligncenter" width="300" caption="jualan tomat"][/caption]
"Pasar Tiban" ala Saudi ini mengingatkan penulis saat berjualan herbal di selasar
Masjid Kampus UGM Jogja pada beberapa tahun lalu. Setiap hari Jumat, sejak
pagi sekitar pukul 9 atau 10 pagi sudah menyiapkan dagangan yang dibawa dari
rumah. Menatanya diselembar karpet plastik, sambil menunggu waktu khutbah
diisi dengan baca-baca buku atau bercengkerama dengan teman-teman sesama
pedagang, dari yang berjualan buku, kacamata, herbal, madu, pakaian dan lainnya.
Setelah bekerja menjadi TKI di Saudi Arabia, penulis jumpai lagi para pedagang
di masjid-masjid terutama pada hari Jumat. Rerata mereka yang berjualan para
pekerja asing dari India, Bangladesh, Pakistan, Yaman, Mesir dan negara-negara
lainnya. Tidak semua masjid ramai dengan pedagang. Pada waktu pertama di
Saudi, masjid didekat rumah hanya ada satu atau dua penjual pakaian, namun
di tempat tinggal yang baru, di masjid yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari
rumah, pedagangnya ramai dan beraneka ragam jualannya.
[caption id="attachment_336569" align="aligncenter" width="300" caption="membeli timun"]
![1400276464929628151](https://assets.kompasiana.com/statics/files/statics/files/1400276464929628151.jpg?v=300&t=o?t=o&v=770)
Dari pedagang sayur mayur, seperti bayam, kangkung, labu, pare, cabe hijau,
tomat serta aneka sayur lainnya. Adapula pedagang buah, seperti pisang kiloan,
jeruk dan semangka. Tak ketinggalan pedagang pakaian, dari celana jeans, CD,
T-shirt hingga kemeja. Semuanya menggelar dagangan dijalanan depan dan
samping masjid dengan menggelar plastik, karpet atau diatas mobil pick up.
Sehabis sholat Jumat, jalan akan penuh sesak dipenuhi pedagang dan pembeli
yang bertransaksi. Harga relatif lebih murah dibandingkan di pasar atau super
market. Jarang ada tawar menawar, biasanya harga sudah dipatok dengan
minimalis. Cukup lumayan berhemat jika belanja di "pasar tiban" ini. Beribadah
sekaligus "shoping". Hemat waktu, hemat biaya.
Bagi anda yang berminat usaha seperti ini, bisa dicoba didekat masjid dimana
anda tinggal. Tentu jangan gengsi atau malu jika ingin mencari rejeki halal.
Anda bisa menjual produk apa saja yang sekiranya dibutuhkan para jamaah.
Harga jual harus murah. Tak perlu ambil keuntungan terlalu banyak. Biar sedikit
yang penting lancar dan laku banyak. Cari informasi harga grosir termurah agar
dapat selisih harga untuk mendapat keuntungan.
Dan yang perlu diingat, jika ingin berjualan di pasar tiban seperti ini, jangan ber-
jualan didalam lingkungan masjid, cukup diluar atau jalan sekitar masjid, karena
orang yang berjualan dimasjid akan didoakan oleh Nabi Muhammad SAW:
“Jika kamu melihat orang menjual atau membeli di mesjid maka katakanlah,
‘Semoga Allah tidak memberi keuntungan pada daganganmu.' [*]
Berikut foto-foto yang penulis jepret dengan kamera hp di"pasar tiban" Saudi.
[caption id="attachment_336561" align="aligncenter" width="300" caption="tumplek dijalanan"]
![14002759261329817739](https://assets.kompasiana.com/statics/files/statics/files/14002759261329817739.jpg?v=300&t=o?t=o&v=770)
[caption id="attachment_336563" align="aligncenter" width="300" caption="penjual pakaian dan CD"]
![14002760091029344591](https://assets.kompasiana.com/statics/files/statics/files/14002760091029344591.jpg?v=300&t=o?t=o&v=770)