Mohon tunggu...
Teguh Suprayogi
Teguh Suprayogi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Terapis

La ilaha illallah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Angkringan, dari Masa ke Masa

4 April 2018   21:30 Diperbarui: 5 April 2018   18:34 3357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Pertama kali kenal angkringan akhir tahun '93 saat merantau ke Jogja. Gerobak angkringnya mangkal di pekarangan yang cukup luas, di bawah beberapa pohon melinjo. Di pinggir jalan daerah Condongcatur, sekitar 500 meter dari Fakultas Ekonomi UII. Masih kuingat, penjualnya bernama Pak Bejo. Buka setiap sore sekitar pukul 17.00 sampai jam 24.00 atau sampai dagangan habis. Ciri khasnya, Pak Bejo selalu jualan dengan memakai celana pendek, tak peduli cuaca lagi panas atau dingin. Mungkin itu "penglarisnya" ....

Era '90-an
Menu spesialnya sego kucing, nasi berisi sekitar satu centong dengan isi lauk sambal teri, irisan telur dadar, dan ada yang dibuat nasi goreng. Lauk tambahannya tinggal pilih, ada tempe goreng, tahu isi, sate telur puyuh, satu usus, ceker, kepala ayam. Minuman spesialnya: wedang jahe, susu jahe, kopi susu. Tak ketinggalan es teh dan es jeruk. 

Nyaris setiap hari gerobak angkringnya selalu dipenuhi pembeli yang mayoritas anak kos, mahasiswa UII atau UPN. Duduk di dingklik, kursi panjang dari kayu, mengelilingi gerobak angkringan. Enak dan murah, wajar jika dikerubuti pasukan anak kos. Maklum juga, waktu itu hanya ada satu-satunya angkringan didaerah situ. Jika malam menjelang, cukup diterangi dengan lampu teplokdengan bahan bakar minyak tanah.

Era 2000-an
Pasca krisis ekonomi tahun 1997, warung angkringan mulai merebak di Jogja. Sebagai kota tujuan untuk melanjutkan pendidikan tinggi, pasar mahasiswa masih cukup seksi. Menu jualannya masih belum banyak berubah dengan andalannya sego kucing dengan segala ubo rampe lauk-pauknya. Tempat favorit buat nongkrong minum kopi, kongkowdan ngobrol ngalor ngidul.

Era 2010
Perkembangan angkringan makin masif. Di tempat-tempat strategis mulai banyak bertebaran, terutama dekat kampus atau tempat-tempat keramaian. Banyak juragan angkringan dengan beberapa buah gerobaknya membawa tenaga kerja dari daerah. Mayoritas berasal dari daerah Klaten. Menunya makin variatif, jam bukanya tidak hanya sore sampai malam hari, tak sedikit yang buka sejak pagi hari, menyediakan menu untuk sarapan. Tema gadget, media sosial dan internet mulai jadi tema obrolan.

Era 2010-2018
Bisnis angkringan yang gurih mulai dilirik banyak kalangan. Bukan hanya para pendatang, penduduk lokal pun mulai banyak yang mencoba buka angkringan. Bentuk gerobak tak lagi kaku, modelnya makin macam-macam dengan desain yang indah. Persaingan kian ketat.

Menunya juga makin variasi, bukan hanya sego kucing, ada juga sego macan, porsi nasinya lebih banyak daripada sego kucing. Lauknya tambah banyak, bukan hanya yang kering, tapi juga yang basah, yaitu menyediakan berbagai macam sayur dan oseng-oseng. Mie instan rebus atau goreng yang biasa jadi andalan warung burjo atau warmindo sekarang bisa pesan di angkringan juga.

Gratis wifi & nonton layar lebar
Untuk memberi layanan lebih dari penjual lainnya, tak sedikit sekarang angkringan dibuat dengan konsep lebih modern. Dari desain interior kinclong seperti di kafe-kafe masa kini, tempat duduk yang empuk, daya tampung sampai seratus pengunjung, hingga menyediakan fasilitas wifi gratis sampai layar lebar untuk nonton bareng sepak bola atau MotoGP. Tentu dengan harga tetap terjangkau, tidak menguras isi dompet.

Fastfood tercepat di dunia
Warung angkringan terus bertransformasi mengikuti perkembangan jaman, agar tetap bisa bertahan dari gempuran kuliner yang luar biasa perkembangannya, kreatif dan inovatif. Saya sebut fastfood tercepat karena dari datang, duduk, pesan, tersaji hingga mulai makan hanya butuh hitungan detik. Ada yang lebih cepat dari angkringan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun