[caption id="attachment_353141" align="aligncenter" width="300" caption="paskibra/inhusatu.com"][/caption]
Setiap menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dibulan Agustus ini,
penulis selalu teringat saat-saat masa sekolah di SMA dulu. Ya, ketika ter-
pilih menjadi salah satu anggota Pasukan Pengibar Bendera atau yang lebih
dikenal dengan Paskibra. Walau hanya setingkat kabupaten, waktu itu cukup
membanggakan , bisa tampil diacara resmi hari yang sangat bersejarah bagi
negeri tercinta Indonesia.
Dibawah instruktur bapak-bapak tentara dari Kodim di kota kami, semua
calon paskibra menjalani latihan baris berbaris dan pengetahuan lain untuk
mendukung kelancaran tugas diupacara tujuhbelasan. Selama kurang lebih
dua minggu kami semua berlatih dengan disiplin ala militer.
Singkat cerita, pada hari H upacara bendera, Pasukan Pengibar Bendera
menjalankan tugas dengan baik, lancar tanpa hambatan sama sekali hingga
acara penurunan bendera. Sungguh kepuasan yang tak ternilai harganya,
mungkin ini salah satu rasa nasionalisme penulis yang saat itu masih jadi
pelajar sekolah lanjutan atas.
Namun waktu terus berputar, jaman terus berubah, penulis ingin bertanya
pada para pelajar, masih adakah kebanggaan menjadi anggota Paskibra?
Sepertinya menjadi pasukan pengibar bendera tidak menarik lagi bagi
sebagian anak muda dan pelajar kita, ditengah gempuran berbagai macam
budaya dan teknologi terkini.
Entahlah, mungkin ini hanya kegalauan dari generasi yang lebih tua
melihat kondisi para pelajar saat ini. Semoga pandangan penulis keliru,
berharap para pelajar masih memandang menjadi anggota paskibra itu
sesuatu yang keren dan membanggakan. Bangga bisa meneladani para
pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan negeri ini!
Dammam, 15 Agustus 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H