Mohon tunggu...
Wahyu Permana
Wahyu Permana Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan pengamat masala sosial kemasyarakatan dan pertahanan keamanan

Staf Ahli DPD RI, Ketua Lembaga Hak Konstitusi Indonesia, pegiat anti Narkoba di provinsi Banten, Direktur Eksekutif Pilkada Watch, Pengamat Sosial Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Teman dan Masalah

2 Juni 2014   16:48 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:48 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

MS Kaban, Ketua Umum Partai Bulan BIntang yang sudah juga menjadi tersangka kasus Korupsi semasa menjabat Menteri Kehutanan dan percakapannya dengan Anggodo Widjoyo, tersangka kasus korupsi oleh KPK diperdengarkan kepada publik. Hal seterang benderang itu pun masih disangkal Kaban.

Marjuki Alie, Ketua DPR RI yang kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial dan ujung-ujungnya menyakiti hati publik, seperti waktu kasus tsunami di Mentawai lalu. Marjuki Alie bilang jangan bertempat tinggal di pantai apabila tidak mau terkena bencana.

Mahfud MD ? Di acara Mata Nazwa, jelas pernyataan Mahfud MD bukanlah pernyataan seorang negarawan yang punya visi besar serta ketulusan hati. Mahfud MD tak lebih adalah pencari kekuasaan yang kecewa karena tak dianggap oleh PDIP dan merasa dipermainkan Cak Imim Ketua Umum PKB. Oleh karenanya Mahfud MD sangat emosional dan sentimentil lantas merapat ke kubu Prabowo.

Nama-nama yang tersebut tadi pasti akan menjadi beban dan memberatkan langkah pemerintahan seandainya Prabowo-Hatta memimpin negeri ini. Mereka-mereka yang bermasalah pasti akan meminta perlindungan dan perlakuan hukum yang memihak kepada mereka. Konsesi-konsesi yang ditawarkan tak akan jauh dari kekuasaan, keberpihakan hukum, dan pengamanan dari jerat hukum atas kasus-kasus yang menimpa mereka. Hampir dipastikan Prabowo tidak mungkin menolak konsesi itu karena merasa telah dibantu dan di dukung dalam "koalisi Tenda Besar".

Sebaliknya Jokowi memulainya dengan langkah ringan melalui penegasannya bahwa koalisi yang terbangun ini harus tanpa syarat. Hal itu pulalah yang menyebabkan partai Golkar terlempar ke kubu Prabowo-Hatta. Ringan karena yang bergabung kemudian adalah mereka-mereka yang tidak atau sedikit bermasalah. Kalaupun bermasalah, penegasan koalisi tanpa syarat jelas membawa konsekwensi apapun resiko yang harus ditanggung tidak akan memberatkan bangunan koalisi yang ramping dan profesional. Jokowi jauh-jauh hari menegaskan akan membangun kabinet profesional atau zaken kabinet yang terdiri dari orang-orang yang mumpuni di bidangnya. Namun akomodasi terhadap figur partai akan tetap menjadi pertimbangan.

Kita semua berharap pasangan Jokowi-Jusuf Kalla akan terpilih menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia. Pasangan ini diharapkan mampu menyusun kabinet yang profesional dan berkualitas agar dapat melahirkan program-program yang pro terhadap rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun