Taekwondo merupakan olahraga yang dalam dewasa ini semakin banyak digemari oleh anak-anak Indonesia. Banyak orang tua memasukkan anaknya ke sebuah tempat pendidikan taekwondo di kotanya masing-masing, tetapi ada satu hal yang menarik tentang seorang "Oknum" pelatih taekwondo di salah satu kota di Jawa Tengah.
Yang akan saya ceritakan merupakan sosok seorang pelatih disalah satu Taekwondo Club di Purwokerto, lebih tepatnya "SATRIA" Taekwondo. 1 minggu yang lalu SATRIA Taekwondo mengikuti kejuaraan di Semarang, hasilnya nol besar, tidak ada satu gelarpun dibawa pulang. Tapi ada satu hal menarik yang terjadi disana seusai salah satu Anak didik Satria taekwondo selesai melakukan pertandingan dengan hasil kekalahan. Awalnya tamparan demi tamparan diterima anak tersebut di bagian muka, kemudian salah satu pelatih meninju perutnya dengan sangat keras.
Ada satu orang tua siswa yang melihat kejadian tersebut, yang kebetulan profesinya adalah sebagai seorang Polisi. Beliau menawarkan kepada anak yang mengalami penganiayaan tersebut, "Apakah mau dituntut saja?" anak itu hanya terdiam. Dan efek pukulan tersebut pun terjadi setelah anak itu sampai dirumah, sekitar pukul 2 dini hari. Tak berapa lama anak itu sampai dirumah, diamengeluhkan Pusing dan sakit diperutnya, tanpa berpikir panjang orang tuanya pun bergegas melarikan anaknya ke Rumah sakit.
Dan Kondisi anak tersebut mengalami Memar dan Benjoldi kepala, perutnya juga. Sepulang dari Rumah Sakit dia membawa beberapa Obat yang memang harus dikonsumsi secara rutin. Singkat kata sang saksi mata yang seorang Polisi menelfon ke "Oknum" pelatih tersebut untuk meminta pertanggung jawaban. Dan tak berapa lama memang sang "Oknum" menghubungi ayah sang anak didik yang dianiaya.
Dia hanya mengatakan beribu-ribu minta maaf dan sebagainya. Keesokan harinya sang "Oknum" pelatih datang kerumah anak didiknya, bertemu empat mata dengan sang ayah anak didiknya. Ada satu hal yang sangat menarik dalam perbincangan tersebut. Silahkan jika anda akan menuntut, saya bisa terima itu, tapi jangan salahkan saya jika kedepan fasilitas yang anda dapat dari taekwondo (Re: Beasiswa Pendidikan) akan saya cabut" begitulah ucap sang "Oknum" Pelatih.
Karena memang sang peserta didik taekwondo itu bukanlah orang berada, dengan berat hati beliau lebih memilih bungkam dan membatalkan niat untuk melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Apakah benar sebagai seorang pelatih melakukan tindakan seperti demikian??. Saya rasa itu merupakan tindakan yang memalukan dilakukan oleh seorang pelatih olah raga, apalagi tindakan pengancamannya tersebut. Semoga untuk kedepannya tidak ada lagi anak-anak yang bersuka cita mengikuti kegiatan olah raga tidak mendapat tindakan penganiayaan dan diskriminasi dalam berbagai hal.
Sekian dan Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H