Tulisan ini hanyalah curahan isi hati dan pikiran saya tentang adanya program televisi yang menayangkan program tentang kegiatan instansi kepolisian Negara Republik Indonesia. Pikiran yang ada dalam diri saya, saya coba untuk tuliskan. Jika persepsi dan pandangan saya yang kurang baik terhadap program ini, saya menerima dengan terbuka akan kritik dan saran dari Anda semua. Sekali lagi, tulisan ini bukan dijadikan sebagai ajang untuk saling memandang buruk akan tetapi lebih pada bagaimana membangun yang baik akan kedisplinan dari semua warga Indonesia.
Kira-kira di awal bulan tahun 2015 (saya tidak tahu tepatnya kapan), terdapat stasiun TV yang menayangkan tentang aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh anggota kepolisian. Program acara ini merupakan program reality show yang tergolong baru dan fresh dibandingkan acara TV yang lainnya. Di tengah maraknya program TV yang menayangkan reality show yang bernuansa mistis dan reality show yang mengundang sensualitas, program acara 86 ini membawa nafas baru bagi penikmat acara reality show.
Aktifitas yang ditayangkan pun mengundang banyak penonton untuk ikut merasakan ketegangan anggota POLRI dalam melaksanakan tugasnya. Mulai dari penggerebekan gembong narkoba, bandar judi, bandar miras, orang yang diduga teroris, café esek-esek atau warung remang-remang, pelajar yang hendak tawuran, sampai pada aktifitas pemeriksaan STNK dan patroli ketertiban jalan raya (oh ya serta BEGAL yang banyak ditayangkan pada episode-episode bulan Maret-April).
Dari tayangan persitiwa yang ditayangkan, beragam ekspresi yang muncul dari anggota POLRI dan para pelanggar. Terdapat tersangka yang menunjukkan berbagai ekspresi mulai dari ekspresi marah, protes keras karena tidak terima, malu karena telah melanggar, takut jika dimasukkan penjara, hingga menangis. Tidak cukup menayangkan sisi disiplin dan kerasnya anggota POLRI dalam menegakkan hukum, tetapi juga menayangkan pada sisi manusiawinya. Sisi manusiawi yang ditampilkan seperti bagaimana anggota POLRI dalam memberikan kasih sayang pada keluarganya.
Hingga pada bulan Februari-Maret, gara-gara iklan tayangan 86, banyak meme yang marak mengcapture foto salah satu bripda, dengan kata-kata DISITU KADANG SAYA MERASA SEDIH. Tidak cukup pada meme yang menarik perhatian para netizen, akan tetapi juga sempat menjadi sebuah lagu yang cukup popular di kalangan viewer youtube.
Dari tayangan 86 ini, muncul pertanyaan kritis dan prasangka yang mungkin tidak tepat dari sudut pandang saya. Pertama, Apakah reality show ini hanyalah sebagai upaya untuk memperbaiki citra kepolisian dimana khalayak ramai memberikan stigma bahwa polisi adalah sosok yang galak dan mencari kesempatan (uang) jika ada pelanggar lalu lintas? Menurut saya, pertanyaan ini mungkin tepat untuk menggambarkan bahwa reality show ini mencoba untuk memperbaiki citra polisi. Akan tetapi tidak dapat digeneralisir pada semua wilayah di Indonesia. Saya yakin masih terdapat oknum-oknum nakal yang malah memperburuk citra polisi. Contohnya saya, karena saya lupa menyalakan lampu saat mengendarai motor di wilayah Bandung saya kena tilang Rp. 50.000,- padahal ketika saya kuliah di Jogja, pak polisi hanya memberi peringatan keras saja.
Kedua, Apakah tayangan ini dapat mewakili dari wujud kepribadian yang otentik dari anggota POLRI? Menurut saya bisa iya dan bisa tidak. Bisa jadi ketika ditayangkan ada adegan atau tindakan yang diedit agar layak tayang. Semoga tayangan 86 ini membuka mata dan pikiran kita akan kepolisian RI. Dan semoga semakin hari rakyat Indonesia semakin sadar dalam bertransportasi dan membangun interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat tanpa harus diawasi serta tidak ada yang ditakuti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H