Kedua, ajukan pertanyaan “mengapa”. Setelah beragam pilihan diajukan kepada anak tanyakan mengapa memilih pilihan A, B, C dan sebagainya. Hal ini perlu dilakukan oleh orangtua untuk merangsang anak untuk memberikan alasan terhadap pilihannya.
Ketiga, batasi macam-macam pilihan menjadi dua pilihan. Setelah semua pilihan diberikan alasan oleh anak, bantu anak untuk mempertimbangkan pilihannya dengan mengajak anak untuk membatasi pilihan. Hal ini perlu dilakukan agar anak dapat mengeliminasi pilihan-pilihan lain. Selain itu, tahap ini mengajarkan anak untuk fokus terhadap pembicaraan anara dua pilihan.
Keempat, biarkan anak melakukan pilihannya. Selama pilihan anak dapat dijangkau dan dilaknsakan oleh orangtua maka berikan dukungan kepada anak untuk melaksanakan pilihannya. Tentu tahap ini perlu mempertimbangkan aspek lain seperti keamanan, kesehatan, dan keselamatan anak. Dukungan dan keterlibatan dari kedua orangtua akan pilihan anak, akan membuat anak merasa dihargai keputusannya.
Kelima, ajak berefleksi setelah lakukan pilihan. Setelah anak-anak melakukan aktiitasnya, jangan lupa ajak anak untuk mengungkapkan apa yang telah dilakukan. Orangtua dapat memancing respon dari anak dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana. Seperti, Bagaimana perasaanmu nak setelah melakukan aktivitas A? Hal menarik apa yang kamu temui saat melakukan aktivitas A? Mengapa hal tersebut membuatmu menarik? Pertanyaan-pertanyaan ini pun dapat dikembangkan oleh orangtua sebanyak mungkin. Tujuan dari mengajak anak untuk berefleksi selain anak memaknai apa yang dilakukannya, secara tidak langsung merangsang anak kecerdasan verbal dan linguistik anak.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para orangtua dan calon orangtua. Mari bebaskan anak untuk memilih dan bertanggungjawab sejak dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H