Mohon tunggu...
Victor Marbun
Victor Marbun Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berbagi pengetahuan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan, Langkah Nyata Memutus Rantai Kemiskinan

9 Agustus 2014   22:40 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:57 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Salah satu cara memutus rantai kemiskinan adalah dengan pendidikan, pendidikan merupakan investasi jangka panjang. Seorang Bapak yang bekerja sebagai supir angkot selama puluhan tahun berjuang menyekolahkan anaknya hingga lulus sarjana, ketika lulus maka anaknya bekerja dan pada akhirnya membantu ekonomi keluarga. Dengan begitu sang Bapak tersebut jika sudah tua tidak perlu lagi bekerja sebagai supir, karena anaknya sudah mampu menafkahi keluarganya.

Ilustrasi diatas adalah contoh sederhana betapa pendidikan mampu membantu memutus rantai kemiskinan. Bayangkan jika sang Bapak tadi tidak berniat menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi, semisal hanya sampai SMP saja karena tidak ada biaya dan niat dari sang Bapak. Maka dapat dipastikan profesi sang Bapak akan diestafetkan ke anaknya tersebut, dan kemiskinanpun akan terus berlanjut di keluarga tersebut.

Saya cukup terinspirasi dengan cerita Jepang ketika negaranya di Bom oleh tentara sekutu pada tahun 1945 di Hiroshima dan Nagasaki. Ketika negara mereka hancur lebur oleh bom, mereka bertanya dengan satu kalimat sederhana yang dampaknya terasa sampai sekarang. Pertanyaan mereka adalah berapa orang guru yang masih tersisah? pertanyaan yang menyiratkan betapa Jepang maju saat ini karena mereka serius untuk mencerdaskan masyarakatnya dan bangkit dari keterpurukan akibat bom dari tentara sekutu. Hasilnya kita bisa melihat betapa Jepang menjadi salah satu negara maju dan bahkan mampu bersaing dengan negara-negara Barat.

Mengapa daerah Timur seperti Papua, maluku, NTT tingkat kemakmuran penduduknya relatif jauh dari Pulau Jawa? salah satu faktornya karena sekolah-sekolah bermutu, dan guru-guru bermutu terkonsentrasi lebih banyak di Pulau Jawa dan sekitarnya. Membangun pendidikan berkualitas tidak seperti memakan cabai, yang bisa langsung dirasakan hasilnya. Membangun pendidikan berkualitas seperti menanam pohon durian, yang harus kita rawat dari mulai ditanam hingga berbuah, dan prosesnya memakan waktu berpuluh-puluh tahun. Pendidikan adalah investasi jangka panjang, yang akan menghasilkan insan-insan yang cerdas, inovatif, dan memiliki kepedulian terhadap sesama.

Semoga pemerintahan yang baru lebih perduli dengan pendidikan, dan marilah kita mendukung pemerintah untuk memajukan penddidikan di Indonesia, paling tidak kita membangun kesadaran dari diri sendiri.

Salam Pendidikan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun