Mohon tunggu...
Mariam Umm
Mariam Umm Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu 4 anak

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Haji Non-kuota: Pengalaman Saya (2)

4 September 2014   19:40 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:37 4296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi : nighmentz

Terminal Haji Jeddah dan Berangkat ke Mekkah Saat kami dihubungi keluarga di Indonesia bahwa ayah saya sudah berangkat ke Saudi, yang pertama ada dalam pikiran kami adalah bagaimana nantinya nasib ayah saya di terminal haji Jeddah. Ayah berangkat haji sendiri dengan visa haji non kuota, akankah ayah saya bisa mengurus semua keperluan dokumen di terminal haji Jeddah sendirian, ini tidak mungkin. Dan apakah saya dan suami nantinya diijinkan masuk ke terminal haji jeddah? Yang kami tahu tidak sembarangan orang dan kendaraan pribadi bisa memasuki terminal haji baik yang di Jeddah atau di Madinah. Hanya orang tertentu dan berkepentingan saja yang bisa masuk ke terminal haji dan itu pun dengan pemeriksaan ketat. Jujur sebelumnya kami (saya dan suami) tidak punya pengalaman dengan haji non kuota atas undangan kerajaan. Saat itu kami mendapat info dari rekan kerja suami yang kebetulan staff kementerian haji di Saudi tentang adanya aplikasi  permohonan berangkat haji dengan visa haji undangan kerajaan ini, dan kami diminta untuk mengisi form aplikasinya dan membuat surat permohonannya. Kami isi form aplikasi dengan harapan ayah saya adalah satu dari sekian ribu orang Indonesia yang bisa berangkat dengan visa haji undangan ini, jika memang sudah terpanggil inshaalllah akan berangkat juga. Kami tidak pernah berurusan ataupun membuat permohonan aplikasi visa haji undangan  sebelumnya, jadi asli nol pengalaman dan hanya berbekal harapan saja. Allhamdulillah ayah terpilih untuk berhaji dengan visa haji undangan yang juga diberikan ke beberapa negara termasuk Malaysia, Bhutan, Korea Selatan, Afghanistan, India, Pakistan dan beberapa Negara Afrika. Begitulah kami hubungi staff kementerian haji Saudi, dan memberitahukan mereka bahwa ayah sudah berangkat dan akan tiba di Jeddah sekitar pukul 7:30 malam. Suami saya bilang bahwa kami sekeluarga yang akan menjemput ayah di terminal haji tetapi ternyata hal ini tidak boleh. Suami saya diberi tahu untuk datang sendiri bersiap menjemput ayah dan dia akan ditemani oleh salah satu staff dari kementerian haji Saudi yang akan menjemput ayah. Pesawat mendarat di Jeddah dan untuk jamaah haji silahkan turun duluan, ayah dan beberapa jamaah haji asal malaysia dan satu wartawan asal Indonesia turun dan tiba diterminal haji Jeddah. Sudah ada petugas yang menanti ayah saya di sana, dia adalah staff di terminal haji Jeddah yang telah ditentukan untuk membantu jamaah haji yang datang dengan visa haji undangan dan petugas inilah yang  membantu ayah mengurus semua keperluan dokumen. Pasport ayah disimpan oleh imigrasi di terminal haji, dan akan diberikan kembali saat ayah pulang nanti, sebagai gantinya ayah diberikan kartu dokumen berwarna kuning yang tertera data lengkap ayah beserta nomer visa yang tertera di pasport ayah. Di setiap visa haji ada nomer visanya nah nomer visa ini berisi info penting tentang data kita sesuai pasport kita, semua terkomputerisasi dan tidak akan bisa salah info misalnya salah nama atau salah visa. Suami saya adalah salah satu orang yang menjadi penanggung jawab ayah selama beliau di Saudi untuk berhaji dan  selama visa berlaku. Di terminal haji Jeddah suami saya harus memberikan data lengkapnya sehingga jika terjadi sesuatu hal atas ayah saya saat beliau di Saudi suami sayalah yang akan dihubungi di Saudi. Suami saya kemudian harus membayar sekitar 1000 riyals, uang itu untuk biaya tenda selama di Mina dan Arafah, biaya bis dan juga asuransi kesehatan. Semua proses pengurusan dokumen agak lama dan harus bersabar, setelah semua dokumen selesai diurus ayah saya akhirnya bisa bertemu suami saya di salah satu ruangan tunggu di terminal haji Jeddah untuk kemudian langsung berangkat ke Mekkah. Waktu pelaksanaan haji tinggal beberapa hari lagi, ayah tiba di Jeddah sekitar tanggal 5 Dzulhijah. Selama di Mekkah ayah akan tinggal bersama-sama jamaah haji undangan dari berbagai negara sampai pelaksanaan ibadah haji selesai. Ayah saya tidak tercatat dalam daftar jamaah haji di Kementerian Agama Indonesia. Jadi asli non kuota. Saya hanya ingin berbagi pengalaman, membaca artikel rumah kayu tertulis bahwa biaya haji non kuota atau haji plus plus sampai 100 juta bahkan ada yang lebih dari itu. Sungguh biaya yang sangat besar. Biaya perjalanan haji di Sydney tahun ini sekitar 8000 AU$ untuk yang ingin fasilitas lebih mungkin biayanya lebih mahal lagi. Di Saudi sendiri tahun ini biaya haji berkisar dari 6000 riyals dan tentu saja untuk yang ingin fasilitas lebih dari yang standar harus rela membayar lebih mahal. Dan ini adalah biaya dengan visa haji kuota. Menurut pengalaman saya mengurus dan berangkat haji dengan visa haji non kuota biayanya tidaklah sampai 100 juta. Untuk Anda yang berniat haji dengan visa haji non kuota yang katanya ditawarkan oleh travel agen ada yang harus Anda tahu lebih dahulu: 1. Saat Anda membayar uang 100 juta (mungkin lebih) untuk visa haji non kuota ini, Anda harus tahu uang sebesar itu untuk apa saja perinciannya. Jangan sampai Anda asal bayar saja tanpa tahu untuk apa saja uang sebesar itu. Visa haji dan visa umrah setahu saya adalah gratis, jadi saat Anda apply untuk dua visa ini biaya yang Anda bayarkan adalah biaya pengurusan visa, bukan biaya visanya. Untuk masalah legal dan ilegal tergantung di mana Anda berada. Saat Anda datang ke Saudi dengan visa haji, tentu saja Anda adalah jamaah haji legal karena visa Anda ada di pasport, tetapi nama Anda tidak terdaftar sebagai salah satu jamaah haji di Kementerian Agama Indonesia nah inilah makanya dibilang ilegal di Indonesia. 2.Anda juga harus tahu siapa yang akan bertanggung jawab untuk anda di Saudi nanti, jika lewat travel agent Anda harus tahu apakah travel agen ini "legit" artinya memang pernah dan sering memberangkatkan jamaah haji non kuota. Jangan sampai Anda terbengkalai di terminal haji karena tidak ada yang mengurus. Saat Anda mendarat di terminal haji, semua dokumen diurus oleh ketua kelompok grup masing-masing, tidak ada pengurusan dokumen sendiri-sendiri di sana. Dan orang yang bertanggung jawab akan Anda juga memegang peranan penting di gerbang masuk kota Mekkah. Di sana kelengkapan dokumen Anda akan diperiksa, dan biasanya orang yang bertanggung jawablah yang akan menunjukkan kelengkapan dokumen, dan jika Anda sendirian tentu saja petugas di cek point akan curiga dan mungkin Anda akan dilarang memasuki kota Mekkah. Duh terbengkalai lagi. 3. Di mana Anda akan tinggal di Mekkah dan Madinah, ini penting dan Anda harus tau jangan sampai Anda hanya ditinggalkan di depan apartemen dan hotel di Mekkah di Madinah sementara nama Anda tidak tertera di sana, mau tinggal di mana? Di Mekkah dan Madinah Anda tidak akan bisa sembarangan menyewa apartemen saat musim haji tiba. 2 tempat ini biasanya sudah di-booking jauh-jauh hari. Belum lagi persiapan saat haji dimulai dari mulai tenda di Mina dan Arafah dan juga bis, bagaimana anda bisa menyiapkan ini semua, semua harus jelas, rinci, dan harus Anda ketahui sebelum Anda tiba di Saudi. Intinya jangan sampai Anda terbengkalai di Mekkah dan Madinah nantinya karena berangkat haji dengan visa haji non kuota. Jamaah haji "terbengkalai" biasanya oleh kementrian haji Saudi memang "diberikan" untuk diurus oleh staff haji Kementerian Agama Indonesia dan diminta untuk digabungkan dengan kelompok haji Indonesia, tetapi tidaklah semudah itu. Semua ada prosesnya. Mungkin saja Anda ditolak bergabung karena semua fasilitas telah ditetapkan masing-masing untuk jamaah haji yang terdaftar bukan? Tidak usah percaya dengan janji manis travel agen. Jika memungkinkan, Anda mungkin bisa mengecek pengalaman jamaah haji lain yang berangkat dengan visa haji non kuota melalui travel agen tersebut, untuk cross cek info saja. Jadi untuk Anda yang berniat berangkat haji dengan visa haji non kuota banyak yang harus dipertimbangkan lebih dahulu. Masalah bisa saja datang saat Anda belum lagi berangkat ke Saudi, dan juga saat Anda tiba di Saudi. Jangan sampai Anda terbengkalai. Haji adalah ibadah yang membutuhkan kesabaran luar biasa. Untuk apa terlalu memaksakan jika sudah tiba saatnya Anda dipanggil untuk berhaji, inshaallah Anda akan berangkat juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun