Pemuja Tamara Bleszynski dan Penganggur alamiah yang berharap tumbuh tanduk dikepala, tumbuh taring dibibir dan tumbuh ekor dipantat supaya berhak menggunakan tombak trisula untuk menghakimi pengelola negeri\r\n
Penikmat sastra, peneliti kajian literasi, dosen sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya. Blog pribadi ada di http://tiwi-lioness.blogspot.com dan http://doingliteracy.wordpress.com.
Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.
tiap hari menjelang pagi, dimana semua belum sempurna. tapi tetap saja di anggap sempurna. Maka hari ini kita anggap sempurna, belum tentu sempurna. Tapi senja pagi menjadi sempurna. Karena satu hal waktu terus berputar, walaupun aku tak bisa menyempurnakan pada pagi, tapi aku yakin ada orang lain yang menyempurnakan.