Mohon tunggu...
Ruang Sunyi
Ruang Sunyi Mohon Tunggu... -

Bukan siapa siapa, hanya seorang pembantu rumah tangga di Hong Kong. Salam Kompasiana ^_^

Selanjutnya

Tutup

Puisi

fiksi Mini: Jalan Sepanjang Renungan

11 Mei 2011   03:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:51 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Jalan Sepanjang Renungan"

@ Kelahiran

mula hidup sebagai pengejawantahan betapa kasih Tuhan itu nyata adanya, tangan cintanya meraba lembut melalui sosok bunda, sosok bapak, sosok sosok tercinta disekitar. Ia ada dekat selalu setiap waktu setiap saat, sebegitu dekatnya melebihi kedekatan nadi pada raga... tertanda tangisan salam pertama hadir di bumi, selamat datang anak manusia, selamat datang mahluk sempurna mulia, jalani langkahmu dengan secercah sinar petunjukNYA.

@ Ibu

kaki sederhananya, yang digerogoti perjuangan tentu, mungkin menyimpan keperihan atau kegetiran, namun surga juga bisa ditembus dari sana.

@ Bapak.

meski renta, tangan itu gores kekokohan sepanjang waktu.

@ Syahadat.

kesaksian tulus paling hening,paling suci, kesyahduanya menundukan gunung gunung, menyujudkan pepohonan ,menenangkan alir samudra, meredupkan seluruh cahya dimuka alam raya, semua bertasbih, semua mengiyakan, semua mendengar kesaksian maha lembut inti kebenaran.

@ Jejak Jejak.

menuruni tangga mendaki terjal, mensyukuri landai kedamaian,menari terurai cerita, pada altar panggung besar jagad ini, kusatukan sepenuh kukuh agar tak goyah,rasa dan keinginan, pelita sejuk zikir menuju cinta suciNYA, iman dikalbu hendaklah kau tertuntun selalu, pergilah debuan duniawi godaan manis perjalanan, kusongsong nikmat karunia, agar sampai pada pintuMU.

@ Nisan.

penanda usai sebuah kiprah, begitu sederhana, sendiri,kerna lahirpun sendiri bukan? kembalilah raga menyatu dengan BumiNYA, berpulanglah jiwa memenuhi panggilan agungNYA, kembali di sampingNYA seperti dulu, pada gejolak, pada dendang riang berada dekat dekat, selalu keberadaan NYA menampak sungguh, sumber keampunan Maha Samudra Raya, dan kamboja gugur menemanimu.

petunjukNYA : dengan jariah, dengan ilmu yang bermanfaat, do'a anak saleh menuntun pertemuan bahagia abadi bukan?

Uly Giz

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun