Oleh guru, siswa didorong memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) atau HOTS. Sehingga siswa tidak lagi sekadar mampu mengetahui, memahami, dan mengaplikasikan informasi tetapi juga mampu menganalisa, mengsintesa, dan mengevaluasi informasi.
Penyebab bangsa maju salah satunya adalah membekali siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, inilah tugas guru. Mungkin menjadi hal yang wajar adanya berita hoax atau berita palsu yang tumbuh subur salah satunya juga masyarakat kita belum terbiasa berpikir tingkat tinggi.
Disrupsi membuat pergeseran pola pembelajaran yang semakin akrab dengan pembelajaran berbasis digital. Sehingga penggunaannya oleh siswa perlu kontrol dan bimbingan guru. Guru dan siswa perlu melek teknologi. Guru millenial jangan sampai gaptek (gagap teknologi).
Pendidikan Karakter Memerlukan Sebuah Keteladan
Penguatan pendidikan karakter sebagai upaya untuk membentuk manusia berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, religius, dan sosial. Penanaman pendidikan karakter kepada siswa memerlukan keteladanan guru. Pepatah mengatakan "baik bangsa karena budi, rusak budi bangsa binasa" maka rusaknya budi pekertilah yang membuat bangsa hancur.
Di era disrupsi yang serba digital ini, begitu pentingnya seorang guru menumbuhkan dan membentuk karakter siswa guna memanfaatkan teknologi dengan tepat. Sikap transfer of values atau keteladanan guru kepada siswa harus dilakukan dalam bentuk pengamalan sikap dan nilai-nilai luhur. Pepatah mengatakan "orang bukan melakukan apa yang anda katakan tetapi apa yang anda lakukan." Hal ini, guru masih memiliki peran penting di era disrupsi digital.
Jika kita kembali ke pertanyaan tadi "masih diperlukankah guru berdiri di kelas saat ini?" maka kita perlu merenung yakni sesuatu seperti empati pada orang lain, rasa tanggung jawab, menghargai orang lain, religius, santun dan rendah hati, kesederhanaan dan keikhlasan, kerja keras dan jujur, serta mencintai sesama itu semua tidak ada dalam gawai cerdas. Semua itu ada pada keteladanan dan pembiasaan yang ditunjukkan oleh guru. Ya, guru masih diperlukan untuk berdiri di dalam kelas demi keteladanan dan pembiasaan untuk menyongsong era revolusi industri 4.0. dan menyiapkan calon-calon pemimpin Indonesia di masa depan yang membawa bangsa ini menjadi maju dan berperadaban tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H