Mohon tunggu...
sutrisno
sutrisno Mohon Tunggu... Konsultan - Pengrajin kerajinan yang rajin

penikmat isu agama, sosial dan politik sambil ngopi

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Aksi Cinta Daerah: Sosialisasi Hari Wajib Bahasa Cirebon

17 November 2014   05:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:39 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acara tersebut dilaksanakan pada hari kamis 06 November 2014 bertempat di Vila Balong Cipadung. diisi dengan launching catatan kosa kata bahasa bebasan Cirebon hasil pengumpulan dari Anggota, kemudian kreasi seni asal daerah cirebon dan penampilan seni dari anggota IKMAWATI(ikatan mahasiswa warga tjirebon-Bandung) yang membuat semua peserta yang hadir hanyut dalam suasana gembira diiringi alunan musik. Pada malam harinya, acara dilanjutkan dengan wejangan dosen Ahli bahasa UIN Sunan Gunung Djati Bandung yaitu bapak Abdul Hadi, M.Ag. di tengah pembicaraannya belau berpesan untuk terus memakai bahasa dengan baik dan jangan melupakan bahasa daerah.

Mengingat, modernisasi dan globalisasi adalah kenyataan yang tidak mungkin dihindari, namun bukan berarti menelan mentah-mentah semua yang datang dari luar, pada akhirnya mengikis budaya setempat. Berdasarkan penelitian balai bahasa bandung yang dipublikasikan tahun 2010, dikatakan bahwa Indonesia memiliki 462 bahasa daerah (minus papua barat dan Maluku). Indonesia telah kehilangan sepuluh bahasa daerah. Sembilan di Papua dan satu di Maluku. Tidak menutup kemungkinan negeri ini akan kehilangan bahasa daerah lagi apabila tidak ada upaya pelestarian bahasa.

Dalam konteks kedaerahan, kami sebagai mahasiswa beranggapan bahwa menurunnya penutur bahasa daerah kini dialami oleh sebagian masyarakat Cirebon. Nasib bahasa bebasan Cirebon saat ini ibarat barang bekas warisan nenek moyang yang tak layak pakai, dilupakan, tersingkir dan terbuang. Di daerah kota maupun kabupaten, masyarakat Cirebon sedikit demi sedikit sudah melupakan bahasa bebasan Cirebon, di rumah-rumah sebagian orang tua tidak lagi mengajarkan anaknya untuk berbicara bahasa bebasan kepada yang lebih tua, tidak berbeda dengan dirumah, di lembaga pendidikan pun bahasa bebasan kini hanya menjadi materi tanpa aplikasi.

Fenomena minimnya penutur bahasa cirebon itu terjadi pada semua kalangan termasuk kaum muda para penerus bangsa, kalau generasi penerus sudah tidak peduli lagi dengan budaya, maka Cirebon beberapa tahun kemudian akan kehilangan identitas kedaerahannya.
Berangkat dari masalah tersebut dan mengacu pada peraturan daerah Jawa Barat UU No.5 Thn.2003 tentang pelestarian bahasa Cirebon sebagai bahasa ibu Jawa Barat. IKMAWATI (Ikatan Mahasiswa Warga Tjirebon-Bandung) menggagas kegiatan sosialisasi hari wajib bahasa bebasan Cirebon sehari dalam seminggu. Kegiatan tersebut kami beri tema “Ngawiti Bebasan Cirebon” tujuannya untuk membangkitkan kembali kesadaran para pemuda khususnya para mahasiswa asal Cirebon yang sedang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi seluruh Kampus Bandung, harapannya agar para generasi penerus memahami identitas kedaerahan, setelah mereka paham identitas, semoga ke depannya adalah tumbuh rasa cinta kepada daerah dan menjunjung nilai kearifan lokal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun