Mohon tunggu...
Muh Sutrisno
Muh Sutrisno Mohon Tunggu... Guru - Momong Anak

nikmatilah hidup dengan damai!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebaiknya Bernama Ujungpandang Saja!

12 Oktober 2012   13:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:53 2764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Makasar, Provinsi Sulawesi Selatan , dikenal dengan nama kota  Ujungpandang pada jaman orde baru. Hal itu berlaku sejak tahun 1950 sampai tahun 2000.    Alasan untuk mengganti nama Makassar menjadi Ujungpandang adalah alasan politik, antara lain karena Makassar adalah nama sebuah suku bangsa padahal tidak semua penduduk kota Makassar adalah anggota dari etnik Makassar. Namun ,Pasca reformasi sampai sekarang kembali lagi disebut kota Makassar. Sedangkan kata ujungpandang perlahan memudar penggunaannya. Ini pun sebab politis,tentunya. (Silakan klik) Nama memang sekadar inisial atau identitas. Tetapi nama itu juga mencerminkan nilai rasa meski  nilai sejarah, budaya, politik, sosial juga melekatinya .  Apakah bernilai rasa baik atau bernada jelek (negatif) . Ah, apa arti sebuah nama ! Begitu elak seseorang ketika nilai rasa nama tidak berkenan di hati. Mungkin ,demikian pula bila nama Makassar sebaiknya diganti kembali dengan nama Ujungpandang. Apakah nilai rasa kata makasar lebih jelek daripada kata ujungpandang?

  • UJUNGPANDANG. Nama ini sebenarnya adalah nama kecamatan di Sulawesi Selatan. Koordinat 5.140718° Lintang Selatan ,  119.4153°Bujur Timur (wikipedia).  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , kata Ujung bisa bermakna bagian darat yang menjorok (jauh) ke laut.  Sedangkan pandang bisa bermakna bahasa percakapan untuk kegiatan memandang. Nah, kalau disatukan bisa bermakna memandang daratan yang menjorok  jauh ke laut. Kalaulah demikian, citra imajinasi  yang ada adalah sebuah keindahan pemandangan daratan yang menonjol ke tengah lautan. Bisa dibayangkan ada angin mamiri , semilir melambai-lambaikan daun pelepah nyiur di sepanjang bibir pantai. Ombak biru membawa para nelayan merayu ikan di batas cakrawala. Beautifull, lanscap!
  • MAKASSAR.  Nama yang mendunia yang konon para nakhoda asing lebih mengenalnya daripada nama ujungpandang. Sebab di dalam peta pelayaran tertulis Makassar bukan ujung pandang. Ingat tragedi Tampomas? (Waktu Tampomas terbakar dan tenggelam, ada beberapa kapal asing yang mendapat kontak dari Tampomas, tapi yang membuat bingung kapal asing karena dalam peta , tidak ada nama Ujung Pandang. Peta dunia sejak ratusan tahun silam, tercantum Makassar sebagai kota penting dunia. Pantas saja kapal asing tidak tahu dimana letak Ujung Pandang, dan akibatnya sangat tragis, banyak warga tewas secara mengenaskan, tenggelam dan terpanggang api).Klik sini.

Sekarang, kata Makasar malah lebih mendunia. Bukan karena nilai rasa kata itu lebih baik dan bagus. Justru kebalikannya.  Masyarakat Makassar terus bentrok sesamanya. Pukul- memukul, bunuh -membunuh. Demikian pula Mahasiswa Makasar tidak kalah kejam dan bengisnya. Bakar- bakaran. Panah -panahan. Jauh dari kesan mulia sebagaimana asal makna kata "Mangkasarak" yang mengandung arti memiliki sifat besar (mulia) dan berterus terang (Jujur). Jangan sampai nama besar MAKASSAR yang menembus batas waktu lampau dengan kegagahan Phinisinya, lalu menjema menjadi AKRONIM NEGATIF YAKNI MASYARAKAT KASAR, dan MAHASISWA KASAR!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun