Mohon tunggu...
Dino Renaldo Pattinama
Dino Renaldo Pattinama Mohon Tunggu... -

saya seorang manusia biasa yang berusaha melakukan yang terbaik walau hasilnya tidak sempurna.\r\nhttp://catatanseorangpapa.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Petualangan Udin Tongkol (4)

28 Januari 2011   02:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

hai  kamu Din mari masuk…..duduk dulu” sambutan Clara yang begitu hangat mempertanda Clara seorang tuan rumah yang baik, sambil mempersilahkan Utong duduk diberanda rumahnya. Udin tampak begitu kaku dia belum beradaptasi dengan lingkuangan yang sebelumnya dia dapati, maklum lingkungan rumah udin dapat dikatakan kumuh dengan tataletak rumah yang rapat dan tidak beraturan, situasi bebeda disini………., kursi beranda rumah Clara begitu empuk, terbuat dari bahan sejenis kain beludru dari Persia berwarna merah muda begitu nyaman saat diduduki serasa badan Utong tenggelam dalam pelukan kursi sofa yang begitu lembut.

Tidak berapa lama kemudian Clara keluar menghampiri dirinya, wow dia tampak begitu cantik , dengan menggunakan gaun malam berwarna  gelap dengan motif berbunga dengan rambut ikal bergelombang sebahu dia begitu mempesona udin tampak begitu kagum hingga tak sanggup berkata-kata bahkan untuk sekedar menelan ludah saja dirinya tak sanggup, bola matanya yg begitu indah kembali dapat dia tatap seperti kejadian tadi siang di mall tempat mereka berkenalan.

“Udin kamu mau minum apa”? pertanyaan Clara memecah kesunyian lamunan kekaguman Utong..” terimakasih Clara tadi saya sudah minum kopi dikedai depan dan rasanya lambung saya masih terlalu penuh untuk kembali diisi cairan” ….”ya sudahlah kalAU gitu cicipi saja kue buatan aku pasti kamu suka”

Wow..luar biasa wanita ini sudah cantik pintar bikin kue pula beruntung sekali pria yang memiliknya. Clara sebenarnya niat saya kesini  hanya ingin mengembalikan dompet kulit yang saya temukan dibawah kursi tempat dudukmu siang tadi dicafee mall”….”Ohhhh terimakasih Udin aku yakin kamu orang yang baik dari tadi saya hanya berdoa agar orang yang menemukan dompet saya tergerak hatinya untuk mengembalikannya, tadi siang saya tergesa-gesa hingga tidak sadar dompet yang saya miliki jatuh, saya sangat berterimakasih pada mu Udin, isinya mungkin hanya surat-identitas diri dan beberapa lembar uang, yang pasti dompet sangat berarti bagi saya” kisah Clara.

Seketika terdengar derap langkah tegas dari dalam rumah menuju beranda…”Clara ada apa”? Suara yang begitu beribawa memotong pembicaraan Utong dan Clara…” oh iya mas ini temen saya Udin dia yang mau mengembalikan dompet saya yang tercecer tadi siang di mall”

Utong berdiri untuk menyampikan salam perkenalan dengan menjulurkan tangannya untuk memberi salam……tetapi suasan tidak bersahabat yang dia dapatkan, lelaki setengah baya itu dengan kumis tebal  dan rambut yang tidak banyak yang tumbuh dikepalanya itu mengeluarkan kalimat yang menusuk perasaan Utong…” huh mana ada orang jahat yang ngaku..Clara masuklah kedalam dirimu tampak begitu letih beristirahatlah”!

BERSAMBUNG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun