Mohon tunggu...
Erri Subakti
Erri Subakti Mohon Tunggu... Penulis - Analis Sosial Budaya

Socio Culture Analyst

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tak Ada yang Berakting di "The Mirror Never Lies"

30 Januari 2014   07:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:20 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_319129" align="aligncenter" width="640" caption="Sumber foto: dok. WWF"][/caption] Setiap Hari Selasa di minggu kedua dan keempat setiap bulan, biasanya sepulang kerja saya kerap melangkahkan kaki ke Goethe Institut di Jl. Sam Ratulangi, Menteng. Karena ArtHouse Cinema secara rutin mengadakan pemutaran film tiap 2 minggu sekali. Dan kali ini giliran film "The Mirror Never Lies" garapan sutradara Kamila Andini, anak dari sutradara kondang Garin Nugroho. Ini memang film yang dirilis tahun 2011, saya 'kudet' waktu itu, maklum masih di tengah hutan Kalimantan Tengah. Kalau dari judulnya yang terkesan murung, dan mengetahui sutradara muda kelahiran 6 Mei 1986 ini anak dari Garin Nugroho, saya sudah bersiap-siap akan menonton film sejenis "Daun di Atas Bantal" garapan Garin Nugroho yang bisa bikin saya mau ketemu bantal beneran. ;) Saya ingat kata-kata dari seorang PSK (pekerja seni komersial) teman saya yang bekerja di dunia perfilm-an, dia katakan bahwa, "kalau 10 menit kita nonton film lalu kita udah merasa mau meninggalkan gedung bioskop, itu salah satu indikator film yang buruk," kira-kira begitu katanya. Tapi begitu film TMNL ini diputar, gak perlu nunggu sampai 10 menit, bahkan kurang dari 5 menit pun film ini sudah membelalakkan mata saya. Dengan keindahan panorama alam di Wakatobi, kehidupan sosial yang tak dibuat-buat. Visualisasi kearifan lokal yang natural, narasi kata-kata yang inspiratif. Dan, Atiqah Hasiholan yang menjadi emak-emak Suku Bajo di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Atiqah "tidak berakting" pada film tersebut, melainkan Atiqah betul-betul menjadi emak-emak di sana. Saya gak menemukan gorgeous-nya Atiqah yang hampir pada keseluruhan film memakai bedak pupur putih di wajahnya, berpenampilan layaknya emak-emak yang menghidupi anak semata wayangnya, yang ditinggal ayahnya melaut dan tak kembali. Tapi saya menemukan the natural beauty of Indonesia. Apalagi saat Reza Rahadian muncul di film tersebut... duh.. cyyyin.. gantengnya.. ups.. :) Teman saya di bidang perfilman juga pernah bilang pada saya bahwa, "film yang paling susah dibuat itu adalah film yang melibatkan anak-anak dan hewan." Nah, dalam film TMNL ini pemeran utamanya adalah anak-anak, ditambah adegan-adegan yang menggambarkan dengan beberapa hewan liar. Catat: hewan liar, bukan saja hewan peliharaan. Gilanya sinematografi dalam film ini betul-betul kaya akan keindahan, kecantikan alam Indonesia dalam hal ini Wakatobi yang seperti masih perawan. Tidak seperti beberapa desa pedalaman yang pernah saya kunjungi yang telah ternodai budaya konsumerisme, hedonisme perkotaan. Film yang dirilis tahun 2011 ini merupakan film mahal. 'Film mahal' yang saya maksud di ini bukan sekedar film ini berbiaya besar, namun film ini menyuguhkan hiburan yang mahal buat mata, jiwa dan pikiran kita. Ahh.. tanpa perlu soundtrack yang bagus (saya penggemar musik soundtrack film) pun film ini amat memuaskan saya setelah 100 menit menontonnya. TMNL bukan film dokumenter seperti produksi National Geographic, tapi kualitas gambar film yang dihasilkan, gak kalah dengan film-film Natgeo. TMNL bukanlah film yang mengusung mimpi setinggi langit untuk anak-anak Indonesia layaknya "Laskar Pelangi," namun kearifan lokal dan muatan narasi dalam film tersebut betul-betul sarat ilmu dan manfaat. TMNL bukanlah film anak-anak yang bermain lucu, melainkan memang kelucuan anak-anak secara natural itu hadir pada film tersebut. Saya tak melihat mereka berakting, mereka seperti menjadi diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Satu lagi film yang patut saya koleksi atau cari DVD-nya untuk bisa ditonton bareng anak-anak saya di rumah. Kalau boleh saya katakan, Kamila Andini yang masih berusia 27 tahun dan saat ini tengah menunggu kelahiran anak pertamanya ini mengalahkan kepiawaian ayahnya dalam menggarap sebuah film yang mengangkat budaya lokal. Kalo lo penggemar film, lo mesti nonton sob... Apalagi kecantikan gambar-gambar senja di horizon, antara laut dan langit, bias warna-warna alam yang jingga, kemerah-merahan, keunguan, birunya langit, awan berarak, aiih... gak saya temukan tuh di Jakarta. [caption id="attachment_319130" align="aligncenter" width="567" caption="Sumber foto: Kapanlagi"]

13910424511204962753
13910424511204962753
[/caption] Bagaimana soal cerita? Gak bertele-tele. Mengalir layaknya gelombang air laut. Kamila Andini membangun dialog-dialog yang natural, apa adanya. Bahkan peran-peran figuran sekali lewat dalam film ini pun seperti tidak berakting. Mereka tampil seperti sehari-hari, beraktivitas, melaut, berdagang hasil laut, upacara adat, dll. Salut untuk anak-anak pemeran film yang diproduseri oleh Nadine Chandrawinata bersama Garin Nugroho ini, yaitu Gita Novalista, Eko dan Zainal yang bermain apik. Dan tentu saja hasil kerja keras seluruh kru film yang digarap selama tiga tahun ini akhirnya menyabet banyak penghargaan film, seperti:
  • "Honorable Mention" dari "Global Film Initiative" pada 14 April 2011
  • 'Best Music Director' & 'Best Original Story' Festival Film Indonesia (2011)
  • 'Best New Talent Actor' for Gita Novalista, Special Jury Prize, Festival Film Indonesia 2011
  • FIPRESCI (The International federation of film critics) award, Hongkong International Film Festival (2012)
  • 'Best Cinematography', 'Best Artistic', 'Best Director', 'Best Film', Festival FIlm Bandung (2012)
  • 'Best Children Feature' Award at Asian Pasific Screen Award 2012 at Brisbane

[caption id="attachment_319131" align="aligncenter" width="450" caption="Kamila Andini. Sumber foto: dok. Antara"]

1391042603776484431
1391042603776484431
[/caption] (ES)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun