[caption id="attachment_232287" align="aligncenter" width="512" caption="dok. pribadi"][/caption] Ini adalah penggalan kalimat petikan (dialog) dalam sebuah cerita di Buku "Bahasa Indonesia Kelas 2 SD" (Sekolah Dasar). Perhatikan tanda-tanda bacanya. Tanda petik dua ( " ) dituliskan di mana, tanda koma, dan tanda titik. Dan kapan petikan kalimat itu harus dilanjutkan dengan huruf besar atau huruf kecil. Tanda petik dua mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan. Misalnya:
“Saya belum siap,” kata Irul.
Perhatikan penempatan tanda koma ( , ) dalam kalimat contoh di atas. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Misalnya:
“Di mana rumahmu, Chia?” tanya Arif.
“Buka bajumu!” perintah Reva.
Perhatikan bahwa setelah tanda tanya (?) dan tanda seru (!)kemudian dimulai dengan huruf kecil, karena masih dalam satu rangkaian kalimat. Sebagai penjelas kalimat petikan. Tanda petik dua juga bisa menjadi penutup setelah tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Misalnya:
Kata Babeh, “Saya juga minta satu.”
Selain itu tanda petik dua juga disematkan jika menyebutkan sebuah judul buku, karya tulis, karangan, puisi atau salah satu bab dalam sebuah buku atau bahan tertulis lain. Misalnya:
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia.”
Tanda Petik Tunggal (’…’) Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Misalnya:
“Obsesi di Tahun 2012 yang gagal teraih adalah membuat novel 'thriller,' setahun 'ndlongop' tak menemukan ide,” sesal Bungil.