Salah satunya adalah ketika jadwal pelatihan selanjutnya adalah tanggal 1 Desember, yang kebetulan di tanggal tersebut biasanya OPM akan "unjuk gigi", entah dengan mengibarkan bendera bintang kejora atau "kejar-kejaran" dengan aparat dari unsur TNI di hutan-hutan yang berbukit tinggi.
Aparat menyarankan kami untuk turun dulu ke Nabire, menghindari hal-hal buruk yang mungkin bisa terjadi. Kami pun turun ke Nabire dan menunda jadwal pelatihan selama 2 hari.
Meski berbagai hambatan atau kendala kami hadapi di lapangan, sesungguhnya masyarakat asli atau Orang Papua Asli di sana sangat menerima kehadiran kami yang berbagi ilmu mengenai budidaya tanaman kopi dan proses pasca panennya.
Tidak sia-sia setelah 3 tahap pelatihan kopi yang kami lakukan sepanjang tahun, kembali menggairahkan Orang Asli Papua untuk kembali berkebun kopi.
Cafe-cafe di Nabire mulai bermunculan dengan menghadirkan kopi specialty asli dari wilayah pegunungan Papua.
Unsur-unsur pemerintah daerah di 5 kabupaten Papua yang berada di pegunungan sangat mendukung program pengembangan budidaya kopi di daerahnya masing-masing.
Salah satunya Bupati Paniai saat ini Meki Nawipa, Orang Asli Papua yang juga merupakan seorang pilot, menggalakkan program budidaya kopi dengan lebih agresif.
Gerakan Tanam Kopi mempercepat Kantor Bupati Paniai Meki Nawipa pindah ke kebun kopi tahun 2021.
"Kita sudah harus menghilangkan kerja di kantor-kantor mewah tetapi membangun ekonomi rakyat dari kebun kopi, kebun kedelai, kebun ubi, kebun bawang putih dan merah. Melayani, melayani dan melayani," ujar Meki Nawipa.
Minat mencoba kopi Papua?
(Erri Subakti)
WA: 081312004960