[caption id="attachment_291431" align="aligncenter" width="600" caption="www.freedesign4.me "][/caption] Beberapa minggu yang lalu dunia Bahasa Indonesia dikejutkan dengan kata-kata yang dilontarkan oleh "celebrity wanna be" yang gagal, yaitu Viky a.k.a Hendri Hendarto "froms the birthday in Karang Asih City". Kata-katanya membingungkan pakar dan ahli bahasa sekaligus. Akhirnya 'vikibulary" pun menjadi bahan tertawaan dan candaan di publik. Tapi berbeda dengan kata-kata yang menjadi trending di media sosial sejak kemenangan Timnas U 19 di Piala AFF, 22/9/2013, yaitu kata "JEBREETT" dan "jeger". Kedua kata-kata ini masih bisa digolongkan sebagai kata serapan dari bunyi-bunyian. Entah bunyi apa itu jebret, mungkin seperti bunyi bola yang ditendang dan melesak masuk ke dalam jaring gawang, atau mungkin bunyi celana pemain sepakbola yang sobek? Kata jebret dan jeger dalam linguistik disebut "onomatopee," yaitu kata atau sekelompok kata yang menirukan bunyi-bunyi dari sumber yang digambarkan. Bunyi-bunyi ini mecakup suara hewan, suara orang jatuh, benda jatuh, pintu dibanting, kaca pecah, kesambit batu, atau apapun itu, serta suara-suara manusia yang bukan merupakan kata, seperti suara orang tertawa. "wkwkwkwk, hahahaha, gedebuk, brak, tuing2, prang, dor, plak, crot, byur, mbeeekk, kukuruyuk, dll." merupakan contoh kata2 onomatopee. Begitu pula kata-kata seperti keroncong, dangdut, kretek, adalah kata-kata onomatopee. Apa anda punya kata onomatopee lainnya? Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI