Mohon tunggu...
Ryan Avriandy
Ryan Avriandy Mohon Tunggu... -

Seorang pelajar biologi lingkungan dan pecinta alam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Biofilia: Hubungan Kita dengan Alam

18 Agustus 2014   19:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:14 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Biofilia adalah suatu hipotesis yang dikemukan oleh seorang ahli biologi bernama Edward O.Wilson pada tahun 1984, dimana beliau mengemukakan bahwa sesungguhnya secara bawaan lahir manusia memiliki kecenderungan yang sangat kuat untuk berhubungan dengan alam atau lingkungan alaminya. Pada pemahaman yang lebih sederhana konsep biofilia ini yang menyebabkan manusia menjadi senang atau setidaknya merasa rileks ketika melihat tumbuhan dan hewan serta kombinasi keduanya. Hubungan tersebut tidak selalu berkorelasi positif, hubungan yang negatif juga dapat terjadi. Ular misalnya, kemungkinan bertemu dengan ular dan mati karena gigitan ular sangat jarang terjadi namun manusia modern selalu saja takut dengan ular, bahkan pada beberapa kasus manusia lebih takut dengan ular daripada kecelakaan kendaraan bermotor yang justru lebih mungkin terjadi. Ketakutan pada ular tertanam dengan kuat pada otak primitif kita begitu juga dengan hewan lain yang berpotensi berbahaya bagi manusia.

Pada tahun yang sama, Seorang psikolog bernama Roger Ulrich mempelajari pasien yang sedang dalam tahap penyembuhan pasca operasi, Ulrich menguraikan “pasein dengan ruangan yang memiliki jendela dengan pemandangan alam, lebih singkat di rawat di rumah sakit pasca operasi, serta mempunyai lebih sedikit keluhan dalam catatan perawat, sebaliknya pasien yang diruangannya hanya dikelilingi dinding kamar, memiliki keluhan pasca operasi lebih banyak serta memerlukan suntikan penghilang rasa sakit lebih banyak”. Implikasi dari penelitian tersebut tentu saja menyebabkan banyak rumah sakit terutama di negara maju mengedepankan taman sebagai bagian yang esensi dalam bangunannya sebagai bagian dari proses penyembuhan.

Manusia sama seperti spesies lainnya merupakan hasil dari evolusi (yang aku maksud evolusi disini bukanlah dalam pandangan masyarakat awam tentang asal usul manusia yang berasal dari kera, melainkan proses jangka panjang tentang perubahan suatu populasi dalam segala aspek biologis untuk mencapai keadaan ideal di lingkungan tempat mereka tinggal). Sebelum teknologi berkembang sepesat sekarang, tumbuhan merupakan aset terpenting bagi spesies manusia sebagai sumber makanan, tempat tinggal bahkan sebagai indikator keberadaan air. Keberadaan tumbuhan sebagai suatu bagian yang harus ada di sekitar lingkungan tempat manusia tinggal tentu saja akan terus melekat dalam alam bawah sadar manusia, bahkan ketika sekarang manusia tinggal di tempat yang hampir seluruhnya dipenuhi dengan elemen buatan seperti tembok rumah, jalan aspal, kaca jendela dan lain sebagainya.

Pada hewan-hewan yang dirawat di kebun binatang, tempat penangkaran, rehabilitasi atau kandang dalam beberapa kasus ketika habitat buatan tersebut mengandung sedikit sekali elemen alam yang terdapat pada habitat aslinya (seperti hanya ada pagar dan lantai semen) akan membuat hewan tersebut menjadi malas makan, malas kawin dan malas-malas yang lain, bahkan tak jarang mereka menyakiti dirinya sendiri. Hal yang serupa juga bisa terjadi pada manusia, itu mengapa perkantoran, mall, tempat wisata dan ruang publik lainnya mengusahakan memasukan elemen alam sebanyak mungkin kedalamnya dengan menanam tumbuhan, baik berupa taman dan kolam ikan dengan segala desainnya walaupun han ya sekedar vas bunga, hal ini juga berlaku di rumah-rumah kan walaupun hanya sekedar menanam tanaman tanaman tauge yang ditanam dengan media kapas di gelas kemasan air minum mineral.

Selama beberapa dekade banyak penelitian yang membuktikan bahwa kegiatan atau hidup berdampingan dengan alam dapat memberikan dampak yang positif bagi kesehatan fisik dan mental, ini dikarenakan karena beberapa hal, yaitu :


  • Pertama beraktifitas dengan alam seperti naik gunung atau sekedar berjalan di taman/hutan kota memerlukan aktifitas fisik dan tentu saja membawa dampak postitif bagi kesehatan
  • kedua kegiatan diatas tentu melibatkan aktifitas sosial seperti mengakrabkan diri di depan api unggun ketika naik gunung, atau hanya sekedar duduk-duduk sambil bersosialisasi di taman kota, seperti yang telah umum diketahui membangun aktifitas sosial juga meningkatkan kesehatan fisik
  • ketiga dengan lebih banyak tumbuhan tentu saja lebih banyak udara segar, lebih banyak wewangian khas yang dihasilkan dari tumbuhan serta lebih banyak kicauan suara burung yang semuanya berkorelasi positif dengan kesehatan fisik dan mental kita
  • keempat berkegiatan di alam sejenak melepaskan kita dari kepenatan duniawi yang terkadang menjenuhkan

Manusia modern sekarang ini menjalani hidup yang sangat jauh berbeda dengan kakek nenek moyang kita ribuan tahun yang lalu, banyak dari kita cenderung tinggal dalam kotak-kotak apartemen yang mungkin tidak pernah mencium khas nya aroma hutan, atau setidaknya sejuknya udara di pedesaan, padahal dulu manusia pernah berlarian kesana kemari berburu kerbau dan babi hutan dengan hanya bermodalkan tombak dan anjing peliharaannya atau sekedar blusukan di hutan untuk mengumpulkan tumbuhan liar untuk makanan sehari-hari serta sebagai obat-obatan.

Bagaimanapun konsep yang ditawarkan oleh E.O Wilson tetap saja tertanam kuat dalam gen kita, kita sangat membutuhkan keberadaan alam yang pada akhirnya hipotesis ini menurutku sangat menarik. Kita sebagai manusia yang menerima konsep ini dengan pemahaman yang baik tentu saja akan membuat dunia ini menjadi lebih baik yang akan membawa manusia dalam etika lingkungan yang lebih beradab.

Etika lingkungan yang saya paparkan dengan pemahaman biofilia membuat kita tidak akan rela menyebabkan satu spesies pun punah karena ulah kita sendiri, atau ekosistem apapun rusak karena aktivitas manusia terkecuali ada upaya untuk bisa menghindari kerusakan ekologis. Etika lingkungan ini membuat kita peduli akan keanekaragaman hayati karena kehidupan kita sangat bergantung pada keanakaan hayati tersebut untuk menyediakan makanan, obat-obatan, bahan bangunan, tanah yang subur, air yang layak pakai, udara yang segar dan iklim yang stabil.

Biologi dalam pengertian yang sangat sederhana adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dari keanekaan, bentuk kehidupan hingga bagaimana mereka bisa hidup. Dalam konsep biofilia, biologi adalah suatu ekspresi ilmiah untuk mengetahui segala hal tentang alam dan lingkungan sebagai bagian dari jati diri kita. Sebagai seorang manusia kita pasti akan melindungi sesuatu yang kita apresiasi dan tentu saja kita bisa mengapresiasi sesuatu jikalau kita mengenal dan memahaminya dengan baik, dengan belajar mengenai proses serta keanekaan hayati yang ada di bumi ini kita dapat menyadari keberadaan kita sebagai spesies manusia di bumi ini dan apa peran ekologis kita di sini, di bumi kita yang hanya satu ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun