Ketiga, namun yang paling penting, ucapan "Selamat" pantas disampaikan kepada warga Jakarta atas keberhasilannya mencegah "Paslon yang diusung KIM Plus" memenangi kontestasi satu putaran.
Fakta capaian ini memang baru didasarkan pada hasil quick count sejumlah lembaga  survei. Bukan real count KPU. Tetapi berdasarkan pengalaman, metodologi yang digunakan serta integritas kelembagaannya sejauh ini, hasil quick count mereka biasanya sangat kredibel dan dapat diandalkan.
Nah, besaran persentasi hasi quick count itu menunjukan hasil demikian rupa yang tidak memungkinkan Kamil-Suswono bisa memenangi kontestasi satu putaran. Berikut adalah hasil quick count lima lembaga survei kredibel hingga tulisan ini dibuat dengan data masuk sudah 100 persen.
Litbang Kompas : Pramono-Rano 49,49%, Kamil-Suswono 40,02%, Dharma-Kun 10,49%. Charta Politica : Pramono-Rano 50,15% Kamil-Suswono 39,25%, Dharma-Kun 10,6%. Lembaga Survei Indonesia : Pramono-Rano 50,1%, Kamil-Suswono 39,29%, Dharma-Kun 10,61%. Indikator Indonesia : Pramono-Rano 49,87%, Kamil-Suswono 39,53%, Dharma-Kun 10,61%. Poltracking Indonesia : Pramono-Rano 50,48%, Kamil-Suwono 39,14%,  Dharma-Kun 10,26%.
Dari sebaran data kelima lembaga survei itu, Pramono-Rano justru lebih berpeluang memenangi kontestasi Pilkada satu putaran. Sekali lagi, selamat warga Jakarta telah berhasil mencegah Kamil-Suswono memenangi kontestasi satu putaran sebagaimana diyakini para elit pengusung Paslon KIM Plus ini.
Makna Keberhasilan Mencegah Jagoan KIM Plus
Keberhasilan mencegah jagoan KIM Plus memenangi kontestasi satu putaran ini mengandung suatu makna penting. Bukan hanya bagi Jakarta tetapi juga bagi Indonesia. Bagi masa depan demokrasi Indonesia mengingat, sebagaimana saya tulis dalam artikel sebelumnya, Jakarta adalah epicentrum politik nasional. Dari Jakarta, pesan politik konstruktif atau destruktif bisa bermula.
Makna penting yang dimaksud adalah bahwa keberhasilan mencegah Kamil-Suswono memenangi Pilkada satu putaran merupakan pembuktian bahwa apsirasi mayoritas warga Jakarta saat proses prakandidasi dan kandidasi dulu memang nyata adanya. Mereka tidak menghendaki "figur impor" yang dipaksakan oleh ambisi dan kepentingan elit partai. Dan aspirasi itu hari ini dibuktikan.
Selain kitu, keberhasilan mencegah Paslon KIM Plus mengisyaratkan bahwa warga Jakarta telah berhasil keluar dari bayang-bayang ambisi dan kepentingan elit dan penguasa. Mereka, sebagaimana seluruh warga negara di daerah manapun, sesungguhnya memiliki kedaulatan politik sendiri. Dan hari ini warga Jakarta memperlihatkan hakikat kedaulatan politik itu dengan elegan.
Terakhir, keberhasilan mencegah Paslon KIM Plus memenangi Pilkada satu putaran merupakan pesan dari warga Jakarta, bahwa konstitusi dan demokrasi menjamin pilihan artikulasi politik, dan mereka bukanlah warga yang dengan mudah dikontrol pilihan politiknya. Bahkan jika untuk mengontrol itu sosok mantan Presiden diturunkan dan surat ajakan Presiden disebarkan. Besok atau lusa, pesan keren dari epicentrum politik nasional ini juga bisa datang dari warga Nusantara lainnya.Â
Selamat, Warga Jakarta !
Analisis Pilkada lainnya :