Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Debat Pilgub dan Bayang-Bayang Kompromi Politik

9 Oktober 2024   21:15 Diperbarui: 11 Oktober 2024   00:14 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam konteks ini masyarakat di masing-masing daerah dapat membaca, menyerap, memahami dan akhirnya menjadikan paparan para paslon sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan pilihan kelak pada hari dan tanggal pemungutan suara.

Kedua, forum debat merupakan ajang di mana para paslon juga memiliki kesempatan terbuka dan sah untuk saling menegasikan gagasan-gagasan lawan sekaligus meyakinkan bahwa gagasannya merupakan pilihan yang lebih baik. 

Pada sesi adu gagasan ini publik bisa melihat gagasan Paslon mana yang lebih realitis, rasional dan dapat menghidupkan harapan-harapannya sebagai rakyat di daerah.

Ketiga, melalui forum debat publik juga bisa membaca bagaimana isi kepala para paslon dalam melihat, menyikapi dan menawarkan gagasan-gagasan solutif terkait berbagai problematika yang dihadapi daerahnya. 

Sekaligus juga bisa melihat bagaimana cara mereka merespon dan mengartikulasikan pikiran dan gagasan-gagasan itu. Dengan mengepankan kecerdasan, kapasitas dan kompetensikah, atau lebih mengandalkan gimmick-gimmick berisi "tipu muslihat" marketing?

Keempat, meskipun pastinya tidak akan cukup utuh, tetapi melalui forum debat, setidaknya publik juga dapat melihat bagaimana karakater pribadi para Paslon melalui performa komunikasi dan gestur yang sangat mungkin akan tampil lebih jujur dan natural karena suasana forum debat berlangsung sedemikian rupa.

Kelima, tentu saja forum debat bakal menjadi rekaman penting hajat demokrasi lokal yang bisa disimpan oleh siapapun, menjadi sumber sejarah dan jejak digital janji-janji politik untuk digunakan sebagai bahan kontrol dan reminder bagi Paslon terpilih di kemudian hari.

Dari kelima esensi tersebut di atas kiranya cukup jelas, bahwa debat bukanlah monolog atau bahkan juga bukan orasi politik yang bersifat satu arah. Debat adalah forum di mana ide-ide disajikan, pikiran-pikiran disanggah, rencana-rencana dieksplorasi, diadu secara diskursif bahkan saling dinegasikan. Tentu saja dengan data, analisis dan argumen yang handal dan kredibel.

Debat "Turun Kelas"

Berbasis esensi dan format debat itu pula saya membaca performa Debat Pilgub Jakarta sesi pertama beberapa waktu lalu terasa masih agak jauh dari ideal. Terlalu landai dan monoton. 

Beberapa pengamat bahkan menyebutnya seperti pentas monolog para kandidat. Minim eksplorasi, saling sanggah dan suasana diskursif. Hanya ada sedikit catatan kritis yang sempat terlontar dari masing-masing kandidat kepada kompetitornya.

Padahal secara teknis penyelenggaraan debat tersebut sebetulnya tidak jauh berbeda dengan forum Debat Pilpres 2024 tempo hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun