Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Centang Biru, Tiket Paris, dan Mendadak Analis

2 Mei 2024   14:17 Diperbarui: 2 Mei 2024   15:49 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi, lupakan Guinea. Jika perlu, anggap saja skenario menuju Olimpiade Paris hanya tersisa satu, yakni tanding lawan Iraq dan memenanginya!

Kedua, menjadikan Iraq sebagai fokus dan target memenangi laga adalah pilihan taktis dilihat dari dua skenario yang tersisa untuk bisa meraih tiket ke multi-event Olimpiade Paris.  

Mematok target kemenangan dari laga melawan Iraq tidak perlu membayar atau mengorbankan apapun. Jika berhasil akan menjadi kemenangan yang efesien karena tidak perlu lagi memikirkan skenario kedua menghadapi Guinea. Tetapi, seandainyapun kalah lawan Iraq, kesempatan kedua masih terbuka.  

Sebaliknya, jika timnas memilih target fokus dan kemenangan dari laga melawan Guinea jelas merupakan pilihan blunder, amat spekulatif, dan potensial "membahayakan." Jika berhasil mengandaskan Guinea tentu beruntung. Tapi jika kalah, maka tamat sudah riwayat dan mimpi menuju Paris. Tidak ada skenario ketiga setelahnya.

Jadi, sekali lagi, lupakan Guinea. Fokus saja dengan Iraq. Maksimalkan seluruh potensi kekuatan. Perbaiki setiap titik lemah yang masih kerap muncul di lapangan misalnya ego pemain, tetiba nervous ketika mendapat tekanan lawan, jaga soliditas dan kekompakan, serta  genjot habis rasa percaya diri tim. Dengan begitu, tiket ke Paris tidak perlu menunggu lebih lama.

Ketiga, kekuatan Iraq dan Guniea dapat dipastikan tidak jauh berbeda sebagaimana ditunjukan oleh capaian-capaian prestatif kedua negara ini di masing-masing kawasan kompetisi. Maka tidak ada urgensi untuk memilih siapa diantara keduanya yang harus diprioritaskan berdasarkan pertimbangan kualitas dan kekuatan. Sama saja.

Memilih Iraq sebagai fokus dan target, sekali lagi semata-mata karena pertimbangan momentum dan taktik memaksimalkan kesempatan dan skenario yang tersedia. Saya kira, Iraq juga akan berpikir sama. Jika kesempatan memenangi laga dan meraih tiket Paris itu sudah berada di depan mata, buat apa menunggu kesempatan kedua yang belum tentu situasinya lebih siap dan semeyakinkan dibanding saat ini.

Maka, lagi-lagi, lupakan Guinea, lupakan skenario kedua yang tersisa. Tiket sudah di depan mata. Tidak perlu menunggu 9 Mei tiba. Bravo Garuda Muda!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun