SURABAYA - Sebanyak 20 personil Badan SAR Nasional (Basarnas) melakukan aksi terjun payung (parachute) di area persawahan yang berlokasi di sebelah selatan Skuadron 400 Lanudal Juanda Surabaya, Minggu (17/02/2013) pagi. Selanjutnya, ke-20 personil yang mewakili 62 personil BASARNAS Special Group (BSG) yang mengikuti Diklat Para Dasar 2013 di “kawah candra dimuka”-nya Marinir di Pusat Latihan Pasukan Pendarat (Puslatpasrat) Komando Latihan Marinir (Kolatmar) Surabaya ini akan mendapatkan "wing para" sebagai tanda kelulusan.
Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas) Letnan Jenderal TNI (Mar) Muhammad Alfan Baharudin diwakili Sekretaris Utama (Sestama) Basarnas Drs Max Ruland B. MM, MSc, mengungkapkan, diklat para tersebut dalam rangka meningkatkan kompentensi personil rescuer (penolong) di lingkungan Basarnas.
"Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh personil BASARNAS Special Group yang telah menuntaskan Diklat Para Dasar ini dengan penuh kedisiplinan dan determinasi yang tinggi. Saya bangga, dan saya berharap dengan kemampuan yang telah dikuasai ini akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi Basarnas di masa yang akan datang," ungkapnya.
Diklat Para Dasar 2013 berlangsung sejak tanggal 4 Februari 2012. 62 pesertanya adalah pasukan khusus Basarnas yang populer dengan sebutan BASARNAS Special Group (BSG). Mereka adalah rescuer-rescuer pilihan dari Kantor SAR se-Indonesia yang sebelumnya telah mendapatkan gemblengan baik fisik maupun mental oleh para pelatih dari Marinir.
Setelah dinyatakan lolos psikotes, seluruh peserta mendapatkan materi terjun payung secara kontinyu. Diantaranya, pengenalan peralatan para, tehnik masuk dan exit (keluar) dari pesawat, tehnik melayang dan mengemudi parasut, tehnik mendarat, melipat parasut, prosedur darurat (emergency), tehnik mengatasi seretan, orientasi dropping zone dan sebagainya. Setelah semua teori terserap, mereka langsung mengaplikasikan. Membawa parasut plus parasut cadangan seberat 17 kilogram, naik pesawat Cassa dengan ketinggian sekitar 1500 feet atau sekitar 400-500 meter, kemudian terjun menggunakan parasut. Diklat dengan resiko sangat tinggi itu mereka lakukan berulang kali hingga benar-benar menguasai tehnik dan ekselerasinya.
"Ekspektasi ke depan, para rescuer Basarnas khususnya yang telah mengikuti Diklat Para Dasar ini akan mampu menjalankan tugas-tugasnya di medan sulit yang hanya bisa dijelajah atau dijangkau dengan tehnik terjun payung," ungkap Kabasarnas.
Dijelaskan, Basarnas harus mampu menjawab tantangan ke depan yakni memberikan pelayanan di bidang SAR kepada masyarakat secara optimal. Seperti kita ketahui, musibah maupun bencana yang terjadi di tanah air begitu kompleks. Unpredictable (tak bisa diprediksi). Kondisi tersebut sebagai konsekuensi logis hidup di atas 3 lempeng aktif bumi (euro-asia, pasifik, australia), negara kepulauan terbesar di dunia, dan masuk dalam jalur "ring of fire" dengan gunung berapi terbanyak di dunia. Masyarakat pernah merasakan getirnya bencana tsunami, gunung meletus, tanah longsor, banjir, dan kecelakaan-kecelakaan moda transportasi baik darat, laut, maupun udara. Musibah yang selalu menyisakan duka, kengerian, bahkan trauma.
"Untuk itulah, Basarnas harus siap setiap saat, bergerak cepat dan senantiasa memegang prinsip atau visi Basarnas, yaitu berhasilnya pelaksaan operasi SAR pada setiap waktu dan tempat dengan cepat, handal dan aman," imbuh Sestama.
Setelah demo para rescue, Sestama dan Kepala Balai Diklat Noer Isrodin, SPd, mendapat wing kehormatan yang disematkan oleh Wakil Komandan Kolatmar Letkol (Mar) Henry Wardaya. Selanjutnya, digelar upacara penutupan Diklat Para Rescue. Hadir pada kesempatan jajaran pejabat dari Kantor Pusat, diantaranya Direktur Operasi dan Latihan, Direktur Sarana dan Prasarana, Direktur Komunikasi, Inspektur Basarnas, Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian, Kepala Biro Perencanaan, Kepala Pusat Data dan Informasi, Kepala Kantor SAR Surabaya, Kasubbag Hubungan Lembaga dan Organisasi, serta jajaran Kantor SAR Surabaya.
Sestama juga menyerahkan plakat Basarnas kepada Wadan Kolatmar, Danron 400 dan Danron 600. Setelah itu, para pejabat menyematkan wing para kepada seluruh peserta. Acara diakhiri dengan yel-yel khas BSG dan foto bersama. (ab/asn)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H