Kata orang patah hati itu ibarat makan empedu, pahit dan hanya kepedihan yang dirasa, hanya menangis tanpa suara, seakan tenggelam dalam lautan yang luas dan gelap, dinginnya air menyumbat semua indra tanpa ampun. tidak ada satu hal pun yang terlihat disana. Sendirian, kesepian, dan menyesakkan. Sebagaimana yang dialami tokoh dalam film Thailand yang Saya saksikan 19 Juli 2017 lalu, bertempat di CGV Grand Indonesia.
Berjudul "Mr Hurt" film bergenre drama komedi ini mengisahkan tentang seorang atlet tenis yang telah meraih banyak kemenangan di ajang International. Sayangnya kesuksesan karir yang di genggam oleh Don Sri-Chang (Sunny Suwanmethanon) tak sebanding dengan kisah cintanya bersama model cantik bernama Anna (Marie Broenner).
Dalam dinner romantis mereka, Don melamar Anna tapi tanpa dugaan sang model justru menolaknya. Padahal selama sepanjang perjalanan hubungan mereka semua terlihat baik bagi Don. Hubungan mereka pun berakhir, tak berapa lama beberapa infotainment mengabarkan kedekatan gadis cantik itu dengan vocalist band rock bernama Jimmy (Pongsatorn Jongwilak).
Semakin hancur dan terpuruk, 6 bulan pasca putusnya hubungan mereka nyatanya Don belum sanggup move on dari patah hati berkepanjangan. Efek lainnya adalah karir Don kian meredup, dan patah tangan yang dialaminya semakin membuatnya bertekad untuk berhenti bermain tenis.
Ayah dan kedua sahabat Don begitu bersimpatik dengan keadaannya. Mereka pun berinisiatif untuk membawa Don ke kampung halamannya di Pattaya. Harapannya dengan begitu energi Don untuk menjalani hidup akan bangkit lagi.
Dalam pemulihan rasa sakit hatinya, Don berjumpa dengan gadis yang mengaku sebagai sahabat kecilnya, Dew (Mashannoad Suvalmas). Berbagai hal dan peristiwa mereka lewati bersama dimana kemudian diketahui bahwa penyakit tumor otak (Astroctoma) yang diderita Dew, dikira telah sembuh rupanya membawa gadis ceria itu kembali kritis.
Dapatkah Dew selamat dari sakitnya ? Mungkinkah Don kembali meraih karir cemerlangnya ? Apakah Jimmy menjadi pelabuhan terakhir Anna ? Jawabannya hanya bisa ditemukan ketika menonton filmnya.
Industri film Thailand memang tidak bisa diragukan kualitasnya. Tahap demi tahap benar-benar detail penggarapannya. Tetap menarik meski tanpa adegan romantis berlebih, dengan wardrobe yang masih dalam batas wajar.
Pesan yang ingin disampaikan dalam film ini, mudah dicerna karena tersalurkan dengan penyampaian yang cukup ringan. Ada di beberapa scane yang membuat sedikit jengkel, yakni pendapat Ayah Don tentang sosok Dew yang hanya dalam beberapa waktu berubah-ubah dan sayangnya tidak disampaikan lebih detail bagaimana kehidupan Dew ketika berpisah dari Don di masa kecil.
Ada beberapa dialog yang menarik untuk dijadikan sebuah quote inspirasi, terutama agar bisa move on dari patah hati berkepanjangan.