Sebuah film memegang peran cukup penting dalam sebuah industri ekonomi Eropa. Tak sekedar itu saja, bagi penggemar film, itu bukan sekedar hiburan semata tetapi juga bisa menjadi inspirasi dalam kisah yang ditayangkan.
Di tahun 2017 ini, kedutaan besar dan pusat kebudayaan negara-negara Eropa di Indonesia, seperti: Uni Eropa, Kedutaan Besar Kerajaan Belanda dan Erasmus Huis, Kedubes Prancis serta Institut Francis,Kedubes Jerman dan GoetheHaus, Istituto Italiano kembali menggelar Festival Film Eropa, Europe on Screen (EoS) untuk ketujuh belas kalinya.
Mulai tanggal 5 hingga 14 Mei 2017, masyrakat Indonesia bisa menyaksikan 74 film dari 21 negara Eropa yang telah meraih banyak penghargaan di berbagai festival film internasional. Diadakan di enam kota di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar dan Medan.
Tanggal 12 Mei 2017, bersama KOMIK (Kompasiana Penggemar Film) Saya hadir di Bintaro Exchange, salah satu lokasi di Jakarta yang menjadi pemutaran Europe On Screen. Berada di halaman mall terbuka dan luas pintu timur, bersama pengunjung lainnya, kami menikmati pemutaran film "Ballerina".
Bergenre animasi dan petualangan yang diproduksi dua Negara Perancis dan Kanada. Film in sangat tepat untuk tontonan keluarga. Berkisah tentang hidup seorang gadis yatim piatu bernama Felicie yang memiliki impian untuk menjadi seorang penari balet (Ballerina). Bersma Victor, mereka melakukan sebuah perjalanan kabur dari panti asuhan untuk mengejar mimpi mereka masing-masing. Petualangan seru dilalui, berbagai rintangan pun silih berganti menghandang.
Sampai kemudian Mereka tiba di negeri impian Perancis. Berlatar tahun 1879, banyak keunikan dari animasi ini. Dimana menara eifel, iconic kota Paris baru masa pembangunan dan adanya kerangka patung liberty di sebuah tempat rahasia, monumen yang kemudian akan dihadiahi untuk Amerika Serikat.
Felicie begitu terpesona dengan gerak tari seorang Ballerina, untuk itulah Ia rela pergi jauh hanya untuk bisa mengikuti audisi kelas balet di paris Opera. Dengan berbagai usaha keras dan sedikit taktik Dia pun lolos dan menjadi murid di kelas balet tersebut.
Kesulitan mengikuti kelas Balet pun dirasakan Felicie. Ditengah kebimbangan dan keputus asaan, hadir dukungan Odette seorang penjaga di gedung Paris Opera. Felicie mendapat trik dan pembelajaran secara sederhana tapi hal itu terkait dan membantu dalam olah tubuh gerak baletnya. Lambat laun, simfoni gerak Felicia mulai terarah bahkan Dia menjadi salah satu yang terbaik di kelas Ballerina.
Selama jalan cerita, suguham film yang menghibur dan inspiratif dari seorang Felicie. Akan ada scane cukup mengejutkan dari kisah masa lalu Odette. Victor pun pantang menyerah untuk menjadi seorang penemu, dia berguru pada seorang profesor di Paris.
Gambar animasinya sangat menarik dan edukasinya yang ingin disampaikan cukup jelas serta mudah dipahami. Bahwa untuk mewujudkan cita-cita tak semudah mimpi. Butuh semangat dan kerja keras agar apa yang di inginkan dapat diperoleh.
