Setiap ganti pucuk pimpinan, mulai dari presiden hingga kepala dinas di tingkat daerah pasti datang atau ikutan ganti dengan kebijakannya. Entalah, pendasaran setiap kebijakan baru itu murni karena kebutuhan, hasil kajian atau karena berdampak anggaran karena logi proyek, hanya merekalah yang tahu.
Selama beberapa tahun, sebagaimana kita ketahui dunia pendidikan Indonesia menggunakan kurikulum merdeka yang dicetuskan Nadiem Makarim.
Namun, begitu posisi Nadiem Makarim berakhir di Bidng Pendidikan yang konon sebagai jendela dunia, Kurikulum Merdeka pun ikutan akan berakhir.
Kepastian berakhirnya Kurikulum Merdeka ini dikonfirmasi langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, mengutip infopertama.com.
Demikian Abdul Mu'ti memastikan bahwa sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di tingkat SMA akan dihidupkan kembali mulai tahun ajaran 2025/2026.
Kebijakan ini akan menggantikan sistem fleksibel Kurikulum Merdeka yang sebelumnya diusung oleh Menteri Nadiem Makarim.
"Ini bocoran, jurusan akan kami hidupkan lagi," kata Mu'ti dalam diskusi bersama media di Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Kebijakan baru tersebut akan diformalkan melalui peraturan menteri baru, sekaligus mencabut Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 yang menghapus sistem penjurusan di jenjang menengah atas.
Mu'ti menjelaskan, kembalinya sistem jurusan bertujuan mengembalikan keterkaitan antara kemampuan akademik siswa dan pilihan program studi di perguruan tinggi. Selama ini, banyak kampus mengeluhkan mahasiswa baru tidak memiliki kesiapan akademik yang sesuai dengan jurusan kuliahnya.
"Ada mahasiswa dari latar belakang IPS diterima di kedokteran, padahal dasarnya tidak kuat. Ini bisa membuat mereka kesulitan selama kuliah," ujarnya.