Kami adalah anak bangsa dari golongan rakyat jelata di Indonesia
Hidup di desa ditengah hutan belantara
Berada dalam lingkaran setan yang selalu mengancam setiap harinya
Mengharap sebuah perubahan di negara tercinta
Pak Presiden yang terhormat,
Izinkan kami berbicara
Kami punya cita-cita yang cukup sederhana
Kami ingin sekolah walau hanya sampai SMP atau SMA
Kami ingin punya pendidikan tinggi supaya bisa menggapai masa depan yang cerah
Kami ingin sekolah walau ekonomi kami lemah
Pak Presiden izinkan kami memberitahu,
Katanya sekarang pendidikan gratis
Katanya sekarang pendidikan tidak usah bayar
Tapi mengapa kami masih harus disuruh bayar ini-itu
Memang benar hanya SPP bulanan saja yang digratiskan
Namun kebutuhan sekolah lainnya tidak gratis
Malah lebih mahal biayanya daripada uang SPP bulanan
Bayar uang pendaftaran,
Bayar uang seragam,
Bayar uang gedung,
Bayar uang LKS
Belum lagi bayar uang iuran tertentu
Ini namanya bukan pendidikan gratis
Tapi cuma pembayaran uang bulanan sajayang gratis
Sebagai anak rakyat jelata
Kami kurang mampu untuk membiayai pendidikan yang semakin mahal
Katanya gratis
Kalau namanya gratis ya ga usah bayar
Mulai dari pendaftaran, uang seragam, uang gedung, uang LKS bahkan kalau perlu uang iuran juga ditiadakan
Memang benar kami hanyalah rakyat jelata
Goresan surat puisi ini hanya curhat semata
Jika pak Presiden tidak berkenan
Kami juga tak mengapa
Kami hanya rakyat jelata
Kami tidak punya kuasa apa-apa
Kami hanya ingin mengirim surat ini untuk pak Presiden
Supaya menjadi wacana dan pertimbangan secara nyata
Sebagai bahan perenungan atas janji-janji yang dulu terucapkan begitu saja
Bojonegoro, 04 Juli 2014
Karya: Imam Aris Sugianto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H