Pecinta kuliner pasti tak asing dengan Gudeg. Apalagi masyarakat Jogja. Lha Jogjakarta saja disebut Kota Gudeg! Saking banyaknya dan terkenalnya gudeg yang ada di Jogjakarta. Begitu pula pecel. Makanan sehat, cocok untuk pembuka hari. Yang terkenal pecel Madiun, Magetan, Blitar dan Kediri. Khusus di Kediri ada pecel yang khas: Pecel Tumpang! Tapi kuliner pecel sekarang ini bisa dijumpai di semua pelosok negeri. Lalu, bagaimana kira-kira rasanya kalau Pecel Gudeg dicampur jadi satu?
Pecel Gudeg Lumintu
Saat dalam perjalanan ke rumah teman di Banyuwangi, sekitar pukul 09.00 saya tiba di Jember. Perut sudah meronta minta diisi. Saya telepon teman di Banyuwangi minta saran makanan khas yang cocok untuk sarapan. “Cari saja Pecel Gudeg di Jalan Kertanegara. Rugi, kalau ke Jember tidak menikmati Pecel Gudeg!,” begitu sarannya.
Kalau gudeg atau pecel, saya sudah pernah cicipi. Tapi Pecel Gudeg, kuliner ini masih asing di telinga. Dari namanya saja sudah ketahuan kalau sajian kuliner ini unik dan sensasional. Maka, pagi itu saya pun muter-muter di Jember untuk mencari Warung Pecel Gudeg yang konon satu-satunya di Jember. Setelah cukup lama menyusuri Jalan Gajah Mada, Jl Kertabumi, Jl. Jayanegara akhirnya sampai juga di Jl. Kertanegara. Padahal, mestinya tadi di ujung utara Jl. Gajah Mada jalan sedikit ke selatan lalu masuk ke kiri sudah sampai di Jl. Kertanegara!
Warung Lumintu adalah satu-satunya penyedia menu Pecel Gudeg di Jember. Sebenarnya di warung ini tersedia menu Nasi Gudeg, Nasi Pecel dan Nasi campur Pecel Gudeg. Jadi boleh pilih diantara ketiganya, sesuai selera. Khusus sajian Nasi Pecel Gudeg, terdiri dari nasi putih, gudeg nangka muda dan sayur yang disiram bumbu pecel. Dilengkapi Irisan Pindang Telor, dan sambal goreng kerecek. Tak lupa rempeyek (keripik kacang).
Perpaduan kuliner khas Jember ini benar-benar menggugah selera. Gudeg nangka mudanya tidak terlalu manis seperti gudeg made in Jogja. Ketemu dengan sayur dan bumbu pecel makin membuat lidah bergoyang. Ditambah lagi dengan gurihnya sambal goreng kerecek plus kriuknya rempeyek kacang, sensasinya jadi luar biasa. Apalagi sarapan sambil mendengar lamat-lamat suara Siter yang dimainkan pak Tua di depan pintu masuk warung. Makin membuat sarapan pagi begitu mengesankan.
[caption id="attachment_326646" align="alignnone" width="640" caption="Pak Tua yang setia dengan Siter-nya"]
Untuk melengkapi kenikmatan sarapan Pecel Gudeg di Warung Lumintu, tersedia lauk yang memanjakan lidah. Ada Ayam Bakar, Daging (empal) atau Jerohan. Bumbu ayam bakarnya berwarna merah menggoda. Rasanya sedap dan tidak terlalu pedas. Jika kurang pedas, bisa minta sambal ke penjualnya. Soal harga, tergolong masih bersahabat. Jika tanpa tambahan lauk masih di bawah Rp. 20.000,- Sudah termasuk Teh Manis.
Kata tukang parkir, Warung Lumintu buka mulai pukul 06.00 dan tutup pukul 18.00. Tapi Anda tak perlu kaget atau heran kalau setelah jam makan siang warung ini sudah tutup lantaran persediaan makanannya sudah ludes. Saking banyaknya penikmat Pecel Gudeg! Baik yang makan di tempat atau pesanan nasi kotak. Sesuai dengan nama warungnya: Lumintu, yang artinya kira-kira pembelinya tidak putus-putus. Sebelum saya meninggalkan pelataran parkir, sekali lagi tukang parkir mengingatkan, kalau ke Warung Lumintu jangan hari Sabtu. Tutup!
[caption id="attachment_326634" align="alignnone" width="640" caption="Pesanan siap diantar"]
[caption id="attachment_326633" align="alignnone" width="640" caption="Nikmatnya...."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H