Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Tertua Letusan Gunung Kelud Ada di Nagara Krtagama

16 Februari 2014   06:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kamis, 13 Pebruari 2014, sekitar pukul 22.50 WIB, Gunung Kelud yang terletak di perbatasan Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang meletus hebat.  Sesuai perkiraan, letusan kali ini eksplosif. Energi yang luar biasa dari perut bumi  mendorong keluar material padat (abu, pasir, kerikil, batu). Termasuk lava panas.  Diperkirakan lebih dari 120-200 juta meter kubik material vulkanik yang dilontarkan. Penduduk, terutama di daerah Kediri mula-mula mendengarkan dentuman yang  menggelegar. Detik demi detik, gelegar terus berulang. Di angkasa, di atas Gunung Kelud muncul jilatan-jilatan api. Lalu diikuti kilatan petir yang bergemuruh. Walau malam itu tidak hujan. Sungguh malam yang mencekam. Namun, kita tak pernah mengira. Bahwa peristiwa yang persis  sama pernah terjadi 680 tahun lalu. Seperti yang diuraikan oleh Mpu Prapanca dalam Nagara Krtagama Pupuh 1:4 Ring sakarttu sarena rakwa ri wijil nrpati telasinastwaken prabhu an garbbheswara natha ring kahuripan wihaga nirana-manusadbhuta lindhung bhumi ketug hudan hawu gereh kiltawiletaning nabhastala guntur tang himawan ri kapudananang kujana kuhaka mati tan pagap (Nag  1: 4) Pada tahun saka masa 1256 (1334 Masehi), lahirlah Baginda yang dinobatkan jadi raja. Sejak dalam kandungan di Kahuripan telah ada tanda-tanda Baginda orang yang luar biasa. Gempa, bumi berguncang, hujan debu (abu), gemuruh, halilintar, kilat bersambung di langit. Gemuruh suara Gunung Kampud bergetar banyak orang-orang yang hina dan jahat mati tak berdaya. (Riana: 2009). Prof. Slamet Muljana menyamakan Gunung Kampud sebagai Gunung Kelud. Jika benar demikian, maka tahun 1334 Gunung Kelud meletus hebat.  Itulah catatan tertua letusan Gunung Kelud yang pernah ada. Catatan itu bukan fiksi atau sekedar karangan Prapanca. Kebenaran catatan-catatan Mpu Prapanca sudah banyak dibuktikan. Karena Prapanca adalah pioneer jurnalis yang menuliskan fakta.  Catatan berikutnya, letusan Gunung Kelud terjadi di sekitar tahun 1500 an dan 1900-an. Lahirnya Hayam Wuruk Seperti yang diuraikan oleh Mpu Prapanca, letusan Gunung Kampud (Kelud) yang dahsyat menandai lahirnya jabangbayi Dyah Hayam Wuruk, putra tertua Tribuwana Tunggadewi, sekaligus cucu Dyah Gayatri Rajapatni yang merupakan istri kesayangan pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya. Prapanca menuliskan peristiwa alam itu dalam kakawinnya untuk menunjukkan, bahwa sejak kelahirannya Hayam Wuruk adalah keturunan orang besar dan akan "membesarkan" Majapahit. Akhirnya sejarah mencatat, di bawah bimbingan ibu dan neneknya serta dukungan Maha Patih Gajah Mada, Hayam Wuruk benar-benar mampu membawa Majapahit pada puncak kejayaannya sekaligus mempersatukan Nusantara. Jika demikian, mungkinkah letusan Gunung Kelud di tahun 2014 ini juga sebagai pertanda bahwa di tahun 2014 akan lahir  calon pemimpin bangsa yang mampu mengangkat harkat dan martabat serta kesejahteraan rakyat Nusantara. Tidak perlu menunggu lahirnya calon pemimpin, lahirnya satrio piningit atau atapun sebutannya. Paling tidak di pemilihan pemimpin (presiden) Nusantara nanti akan betul-betul "melahirkan" kembali sosok yang mampu membawa kemajuan, kesejahteraan dan kejayaan Nusantara seperti yang dilakukan Prabu Hayam Wuruk di jamannya. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun