Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berkunjung ke Kampung Majapahit

19 Juli 2016   19:24 Diperbarui: 18 Juni 2017   12:12 2095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Bergaya Majapahit difungsikan sebagai Art Shop

Trowulan, sebuah kecamatan di Kabupaten Mojokerto, dipercaya oleh banyak arkeolog sebagai ibukota  kerajaan Majapahit. Salah satu kerajaan besar yang pernah ada di tanah Jawa. Banyak temuan, baik candi, petirtaan, bekas pemukiman, kanal, kolam besar serta sebaran kekunaan yang tersebar di area ini. Terilhami oleh kemashyuran Majapahit dan potensi wisata purbakala yang demikian besar, maka sejak 2 tahun terakhir di beberapa titik kawasan Trowulan sedang disulap menjadi "Kampung Majapahit"

Kampung Majapahit  adalah kawasan pemukiman penduduk berupa  deretan  rumah tinggal  berarsitektur  Majapahit. Rencana awal akan dibangun sebanyak 296 rumah bernuansa Majapahit yang disebar di tiga desa; Bejijong, Sentonorejo dan Jatipasar. Tapi agaknya, jumlah rumah yang direnovasi jadi rumah berarsitektur Majapahit akan terus bertambah. Boleh jadi, inisiator Kampung Majapahit adalah Soekarwo atau  Pak De Karwo, gubernur Jawa Timur sendiri,  lantaran dalam beberapa kali kesempatan mendengarkan pidato beliau. Kemegahan, kemashyuran dan nama besar Majapahit  selalu terselip di dalamnya. Agaknya Majapahit begitu menginspirasi beliau. Tak pelak, anggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemkab Mojokerto pun digelontorkan untuk pengerjaan proyek ini sejak tahun 2014.

Arsitektur Majapahit

Karena penasaran, saat berkunjung ke Candi Brahu, saya sengaja melewati jalan ke arah Desa Bejijong.  Tentu saja ingin melihat  seperti apa Kampung Majapahit.  Begitu tiba di  Desa Bejijong, saya merasakan ada nuansa yang berbeda dengan kampung yang saya lewati sebelumnya. Di sepanjang jalan Desa Bejijong,  sudah bermunculan rumah berkarakter Majapahit. Berderet di kiri dan kanan jalan desa. K

Sebenarnya rumah bergaya Majapahit  yang dibangun di Desa Bejijong ini merupakan renovasi terhadap rumah-rumah penduduk yang sudah ada sebelumnya. Hanya bagian depan rumah saja yang dibongkar total lalu dibangunkan rumah bergaya Majapahit. Ukurannya juga tidak terlalu besar. Di kisaran 3m x 4m dan 6m x 4m. Lalu disambungkan dengan rumah yang sudah ada dibelakangnya. Namun, ada juga rumah bergaya Majapahit yang berdiri sendiri.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Rumah Majapapahit tampak depan
Rumah Majapapahit tampak depan
Rumah di Kampung Majapahit  berbahan bata merah jenis press tanpa finishing plester. Dinding bata merah yang tetap terbuka memunculkan kesan alami dan ramah lingkungan yang begitu kuat. Ciri lainnya adalah, di ujung atapnya terdapat bubungan yang berornamen lengkungan. Begitu dilengkapi dengan pintu dan jendela kupu tarung berbahan kayu yang diwarna senada dengan warna bata merah, kesan jadul dan tradisionalnya begitu mencolok. Menurut informasi, dalam waktu dekat, pagar  yang membatasi rumah dengan jalan desa juga akan disulap total dengan menjadi pagar berdesain tradisional ala Majapahit. Sungguh khas dan artistik.

JIka semua pembangunan rumah termasuk pagar di Bejijong selesai dan diikuti dengan rampungnya bangunan serupa di kawasan Sentonorejo, Jatipasar juga Segaran, saya membayangkan munculnya kawasan wisata budaya yang luar biasa di Kabupaten Mojokerto, di Trowulan khususnya. Ini adalah salah satu pengembangan kawasan wisata yang patut diapresiasi. Saya membayangkan, di lokasi ini kelak akan muncul semacam kompleks Kampung Majapahit yang mirip-mirip dengan kawasan Desa Wisata Tradisional di Bali. 

Tidak hanya berciri khas di bangunannya, tapi juga dilengkapi dengan atraksi budaya yang periodik. Maka, Trowulan akan makin moncer. Tidak saja sebagai kawasan Cagar Budaya yang dilindungi, tapi juga akan menjadi destinasi wisata budaya  andalan Jawa Timur. Tentu saja seiring makin melonjaknya kunjungan wisatawan,  akan mendongkrak geliat ekonomi rakyat di sekitarnya. Karena, rumah-rumah bergaya Majapahit itupun layak menjadi semacam homestay bagi para pengunjung, selain digunakan untuk berdagang, rumah tinggal atau art shop.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun