"Alatnya sudah saya steril dengan alkohol, kok pak," kata mas Udin mulai menjelaskan. Tangannya sudah memakai sarung tangan karet dan bermasker.Â
Dengan cekatan mengeluarkan tabung bekam dari tas dan mencelupkannya ke air mendidih. Satu demi satu. Setelah itu menatanya di sebuah wadah plastik. Tak kurang dari 20 buah tabung bekam berbagai ukuran siap digunakan.
Saya diminta tidur tengkurap di atas karpet yang sudah saya siapkan. Sebelumnya saya diminta melepas kaos. Dengan perlahan, mas Udin mengoleskan semacam cairan pekat ke seluruh permukaan punggung belakang.Â
"Saya pakai minyak But But. Kadang juga pakai minyak Zaitun, " ujar mas Udin seakan menjawab pertanyaan saya. Â Â
"Apakah setelah bekam, boleh mandi Mas?" tanya saya.
" Boleh, tapi minimal 3 jam setelah bekam," jelas mas Udin. Untung tadi sudah mandi terlebih dahulu, sebelum mas Udin sampai di rumah.
Solusi Sehat ala Nabi
Maka, selanjutnya proses bekam pun dimulai. Mas Udin mengeluarkan semacam alat pemompa. Tangannya mengambil sebuah tabung bekam dan mengeseknya di punggung.Â
Memilih titik yang menurutnya pas untuk diambil darahnya. Lalu memasukkan ujung pompa bagian atas tabung bekam. Sedetik kemudian, saya merasakan kulit punggung saya terangkat. Seiring angin yang keluar ditarik oleh alat pemompa. Begitu seterusnya, sampai kira-kira ada sekitar 10 tabung bekam menempel di titik-titik tertentu di punggung. Orang sering menyebutnya dengan proses di-kop!Â
Lalu, tetap dengan alat yang sama, mas Udin melepas satu tabung. Mengambil alat lain yang ujungnya sudah dipasangi jarum kecil. Segera ibu jarinya dengan lincah bergerak menggunakan alat  menusukkan jarum kecil ke bagian yang tadi sudah ditarik oleh tabung/ di kop.Â
Rasanya perih-perih gimana gitu. Setelah dirasa cukup, barulah tabung bekam ditempelkan ke tempat semula. Di pompa ulang, akhirnya darah pun mulai perlahan keluar dari lubang-lubang kecil yang tadi tertusuk jarum. Begitu seterusnya sampai semua titik mengalami hal yang sama.