Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Talud Kumitir yang Jadi Wisata Dadakan Viral di Mojokerto

14 November 2019   13:59 Diperbarui: 14 November 2019   20:46 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Linggan tempat pembuatan bata (dokpri)

Saya memasuki jalan tanah berdebu. Di kiri saya berderet linggan (tempat orang membuat bata merah) yang beberapa bagian bangunannya terlihat compang-camping. Maklumlah, kan hanya tempat berteduh sejenak sekaligus tempat pembakaran bata merah.

Seorang warga yang awalnya duduk di pinggir jalan, tiba-tiba berdiri dan meminggirkan kursinya seraya mengarahkan untuk jalan terus lurus. Telunjuknya menunjukkan tempat parkir. Sesuai arahan, kendaraan saya parkir di pinggir tembok makam umum.

Tiba-tiba seorang Mbah Putri (nenek tua) mengejutkan saya karena muncul begitu saja dari dalam area makam. "Purun tumbas pelem tah Nak?" tanya beliau (Mau beli mangga tah Nak?)

Saya tidak menjawab tapi segera ambil uang secukupnya dan saya berikan pada nenek tua. "Pelemnya untuk cucu di rumah saja, Mbah," kata saya. Setelahnya saya bergegas memasuki sebuah linggan kosong, untuk ngiyup (berteduh) sejenak. Berlindung dari sengatan matahari. Sambil berteduh, saya lihat sekeliling. Akhirnya, saya temukan arah ke mana kaki saya harus melangkah.

Linggan tempat pembuatan bata (dokpri)
Linggan tempat pembuatan bata (dokpri)
Ya, Minggu siang itu, 9 November 2019, saya datang ke Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto tepat saat mentari begitu menyengat. Lokasinya tak jauh dari Petirtaan Candi Tikus dan Candi Bajang Ratu, yang masuk kawasan wisata Cagar Budaya Trowulan. Sebelumnya sempat salah tujuan, lantaran GPS (Global Positioning System) menuntun ke lokasi berupa tanah lapang, di tengah kampung, di Timur sebuah Balai Desa, 

Maka, jurus GPS lain pun dikeluarkan. Gunakan Penduduk Setempat. Ternyata, lebih simpel dan akurat. Seorang perempuan muda yang rumahnya tepat di pinggir tanah lapang, ramah menjawab pertanyaan saya. Tinggal ikuti petunjuknya, belok kanan sekali dan belok kiri sekali, sampailah di lokasi yang saya inginkan.

Lokasi ini yang dalam beberapa minggu terakhir viral gara-gara ditemukan struktur bangunan bata kuno yang konon peninggalan era Majapahit.

Setelah menyesuaikan dengan atmosfer setempat, saya pun melangkah perlahan keluar Linggan dan mencari jalan turun ke tempat struktur bangunan yang bikin heboh itu. Media cetak, online dan elektronikpun sudah silih berganti datang di lokasi ini untuk meliputnya. Tak mau kalah, para Vlogger juga berlomba menampilkan liputannya agar para netizen bisa menikmatinya. Akhirnya, seperti biasanya, lokasi temuan tumpukan bata merah ini pun jadi objek kunjungan wisata dadakan. Termasuk saya tentunya.....

dokpri
dokpri
Tanah yang bagus untuk pembuatan bata merah (dokpri)
Tanah yang bagus untuk pembuatan bata merah (dokpri)
Talud
Saat awal ditemukan, berbagai macam komentar dan opini bermunculan. Ada yang menyebut struktur bata ini bagian dari  tembok bangunan istana Majapahit. Lainnya mengatakan struktur ini bagian dari tembok benteng istana.

Namun, begitu BPCB Trowulan turun tangan dan melakukan ekskavasi, barulah muncul struktur yang sebenarnya. Menurut Pak Wicaksono, arkeolog dari BPCB Trowulan, struktur bata ini adalah sebuah talud.

Dahulu, talud ini dibangun sebagai penahan tanah sekaligus berfungsi sebagai batur dari sebuah pelataran dengan cara menguruk di bagian dalamnya dengan tanah. Lalu dibangunlah disitu (di tengah-tengah talud) entah pendopo, balai-balai atau bangunan lainnya. Biasanya talud ini dibangun berbentuk bujur sangkar dengan tangga masuk di bagian tengahnya. Bagian tepi luar talud diperkeras dengan menggunakan bata merah. Bagian tepi dalam diurug dengan tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun