Tol Trans Jawa sudah  menghubungkan Jakarta-Surabaya tanpa terputus. Ini setelah Presiden Jokowi meresmikan beberapa ruas jalan tol yang baru rampung. Diantaranya, Tol Solo - Kertosono  (Soker), ruas  Sragen-Ngawi dan Wilangan-Kertosono, pada 28 November 2018 lalu. Gagasan membuat jalan tol yang membelah Pulau Jawa,  sejak 20 tahun lalu, benar-benar terwujud di bawah komando langsung pak Presiden.Â
Saat ke Solo bulan Oktober lalu, saya masuk GTO Warugunung Surabaya. Turun di exit tol Bandar Kedung Mulyo, Kertosono. Dilanjutkan lewat jalan nasional yang terkenal sebagai jalur tengkorak dan rawan macet. Antara Mengkreng, Nganjuk sampai Wilangan. Lalu masuk GTO  "darurat" di Wilangan menuju Madiun.  Akhirnya  keluar di pintu exit Ngawi.Â
Perjalanan dilanjutkan lewat jalan nasional. Tidak bisa cepat karena harus berbagi dan antre di belakang kendaraan berat yang memenuhi badan jalan dan jalannya merayap. Terutama saat lewat Mantingan yang jalannya berkelak-kelok dan tidak terlalu lebar. Mendekati Sragen, tiba-tiba jalan macet total. Antrean kendaraan mengular lumayan panjang.  Kendaraan di contraflow bergantian. Ternyata, sedang ada perbaikan jalan, depan pos polisi di tengah hutan. Begitu sampai di Sragen , masuk tol lagi menuju Solo. Fuiihhh...... total waktu tempuhnya  hampir mendekati 6 Jam.Â
Nah, bulan Desember saya ke Yogya. Â Mumpung libur sekolah. Â Tentunya masuk GTO Warugunung, Surabaya, lewat Tol Trans Jawa. Turun di Solo. Menyusuri beberapa ruas tol yang baru diresmikan. Diantaranya, Kertosono-Wilangan, sejauh 38 km jalan sangat mulus. Â Hanya di beberapa titik ada perbaikan-perbaikan kecil. Tol Ngawi-Sragen, sejauh 50,9 Km bisa dilewati tanpa hambatan. Lumayan, kedua ruas tol ini masih gratis.Â
Faktanya, waktu tempuh Surabaya-Solo lewat Tol Trans Jawa hanya 3 jam! Itupun masih menyempatkan mampir di rest area Wilangan yang penuh sesak. Banyak mobil plat AB, AE, AD dan B sedang parkir memenuhi area parkir yang tak terlalu luas. Itulah salah satu keuntungan lewat jalan tol. Hemat waktu!
Horor di Tol Sragen-Ngawi
Pulang dari Yogya, saya susuri jalan nasional, Prambanan-Klaten- Solo. Jalan Nasional  Klaten-Solo  tak lagi nyaman buat berkendara. Penuh sesak dan macet. Begitu masuk Solo, segera saya masuk GTO Kartasura (Colomadu) untuk melanjutkan perjalanan ke Kediri. Masuk tol sekitar pukul 16.00 WIB. Mendung hitam bergelayut di kejauhan.  Mulanya biasa saja. Lebih santai tanpa macet. TIga puluh menit berlalu, mendung makin pekat. Hari makin gelap. Tiba-tiba, air hujan seakan-akan ditumpahkan begitu saja dari langit. Â
Hujan deras pun mengguyur sepanjang perjalanan. Exit tol Karanganyar dan Sragen terlewati. Saya terus melaju menuju Ngawi. Kecepatan kendaraan saya turunkan sampai sekitar 40 Km sampai 50Km saja. Â Lampu utama saya nyalakan. Beberapa kendaraan melakukan hal yang sama di depan saya. Berjalan di sisi kiri sambil menyalakan lampu. Termasuk lampu hazard. Tanda bahaya. Gelap dan hujan deras bikin seisi mobil yang mulanya riang jadi diam seribu basa. Saya tetap santai dan fokus mengemudi. Â Menggunakan marka putih dan lampu kendaraan di depan sebagai pemandu gratis.Â
Tiba-tiba, ada kendaraan ngebut di lajur kanan. Tanpa diduga, cipratan air yang diterjangnya menyembur ke segala penjuru termasuk muncrat ke kaca depan kendaraan saya.  Bikin kaget juga, karena sangat mengganggu pandangan. Wiper saya percepat.  Tak sampai lima menit, terjadi lagi hal yang sama. Cipratan air dari kendaraan di jalur kanan, lagi-lagi sangat mengganggu pandangan. Puncaknya, semburan ketiga bikin saya langsung ngerem mendadak, karena semburan dari kendaraan di jalur kanan begitu melimpah. Semburan ketiga ini bikin pandangan benar-benar blank. Apalagi kondisi jalan masih belum ada penerangan sama sekali.
Kesimpulan saya, harus ekstra hati-hati ketika lewat ruas Sragen - Ngawi, saat hari hujan. Mungkin, uji kelayakan selama ini dilakukan di saat siang hari. Saat cuaca cerah tanpa hujan. Nyatanya di lapangan, paling tidak ada 3 titik genangan yang bikin horor. Â Ketika kendaraan melaju cepat di lajur kanan (sesuai kecepatan yang diijinkan, mungkin juga lebih), semburan airnya luar biasa melimpah ke kendaraan di ruas kiri.
Indikator Kelayakan